Nats: Yesaya 40:30-31
Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh
tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat
kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan
kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka
berjalan dan tidak menjadi lelah.
Pernahkah Anda mendengar kisah ini? Ketika Allah menciptakan tiram,
Allah memberikan suatu jaminan sehubungan dengan ekonomi dan tunjangan
sosial. Bahkan Allah membuat sebuah rumah bagi tiram untuk melindunginya
dari serangan musuhnya. Apabila tiram lapar, maka ia hanya membuka
rumahnya dan segera mendapatkan makanannya.
Tetapi lain halnya
dengan burung rajawali. Ketika Allah menciptakan burung rajawali, Allah
berkata kepada burung ini, "Bangunlah rumah bagimu, tetapi ingat bahwa
langit yang biru adalah batas jangkauanmu." Akhirnya burung rajawali
memilih untuk membuat sarangnya di bukit-bukit dan gunung batu yang
tinggi dimana badai selalu mengancam setiap saat. Untuk mendapatkan
makanan, burung ini harus terbang jauh dimana hujan, angin, badai dan
salju tidak dapat dihindari.
Rajawali yang sering kita lihat
dalam bentuk lukisan, gambar atau patung, kali ini dijadikan sebagai
ilustrasi di kitab Yesaya 40:30-31, yang menunjuk kepada suatu karakter
ilahi, karakter yang kuat dalam setiap tantangan - apapun itu. Burung
rajawali tidak menghindari bahaya, mereka malah menyambut badai. Dengan
sayap jauh lebih besar daripada tubuhnya, ia memiliki aerodinamika yang
paling sempurna. Oleh karenanya rajawali memiliki stabilitas ketika
sedang melayang-layang di udara dan tidak takut akan pergolakan arus
udara yang tidak teratur.
Stres akibat pekerjaan sampai tingkat
tertentu wajar saja. Tetapi tekanan yang berlebih seringkali memicu
seseorang menjadi stres berat. Dalam pekerjaan, kita tidak lepas dari
stres. Tapi syukurlah, bagi mereka yang menantikan Allah ada janji
kelepasan dan kekuatan baru. Kita akan naik dan tidak menjadi lelah.
Jadilah rajawali yang selalu siap menghadapi badai dan tetap kuat.
Tetapi lain halnya dengan burung rajawali. Ketika Allah menciptakan burung rajawali, Allah berkata kepada burung ini, "Bangunlah rumah bagimu, tetapi ingat bahwa langit yang biru adalah batas jangkauanmu." Akhirnya burung rajawali memilih untuk membuat sarangnya di bukit-bukit dan gunung batu yang tinggi dimana badai selalu mengancam setiap saat. Untuk mendapatkan makanan, burung ini harus terbang jauh dimana hujan, angin, badai dan salju tidak dapat dihindari.
Rajawali yang sering kita lihat dalam bentuk lukisan, gambar atau patung, kali ini dijadikan sebagai ilustrasi di kitab Yesaya 40:30-31, yang menunjuk kepada suatu karakter ilahi, karakter yang kuat dalam setiap tantangan - apapun itu. Burung rajawali tidak menghindari bahaya, mereka malah menyambut badai. Dengan sayap jauh lebih besar daripada tubuhnya, ia memiliki aerodinamika yang paling sempurna. Oleh karenanya rajawali memiliki stabilitas ketika sedang melayang-layang di udara dan tidak takut akan pergolakan arus udara yang tidak teratur.
Stres akibat pekerjaan sampai tingkat tertentu wajar saja. Tetapi tekanan yang berlebih seringkali memicu seseorang menjadi stres berat. Dalam pekerjaan, kita tidak lepas dari stres. Tapi syukurlah, bagi mereka yang menantikan Allah ada janji kelepasan dan kekuatan baru. Kita akan naik dan tidak menjadi lelah.
Jadilah rajawali yang selalu siap menghadapi badai dan tetap kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.