Kebaktian minggu sudah selesai, bapak pendeta berdiri di depan pintu keluar dan menyalami anggota
jemaat yang berjalan keluar dari ruang kebaktian.
Wajah-wajah yang biasa sepertinya
sudah dikenalnya dengan baik, dan sudah saling mengenal satu sama lain.
Laki-laki, perempuan, tua, muda, dan wajah-wajah yang akrab dengan
kesehariaannya.
Dia tidak pernah menyangka bahwa
dibalik wajah-wajah yang biasa itu mungkin tersembunyi sesuatu yang sebenarnya
tidak biasa. Kita akan mencoba melihat beberapa saja dari sekian banyak orang
yang mungkin bisa kita temuai di Gereja kita.
Nama-nama ini jelas fiktif,
tetapi karakternya mungkin anda kenal dengan sangat baik. Kita tidak bermaksud
buruk mengungkap karakter-karakter itu disini, kita juga tidak bermaksud
mengatakan bahwa tingkah laku-tingkah laku ini jahat atau baik, yang kita
lakukan hanya sekedar mengenali motivasi-motivasi yang mendorong tingkah laku
tersebut atau tingkah laku tertentu. Lagfi pula contoh-contoh proses
terbentuknya tingkah laku yang dicantumkan disini tidak konprehensif, hanya
merupakan salah satu contoh dari banyak proses. Mungkin kita bisa membaca atau
berkaca dan melihat diri kita tercermin dalam karakter-karakter ini; untuk
amannya anggap saja ini adalah karakter orang-orang yang ada di gereja saya.
Tokoh-tokoh ini dapat dinamai :
- Si Penuntut Kesempurnaan ( Perfectionismist )
- Si Tukang Pamer Tubuh ( Exhibisionist )
- Si Omong Besar ( Babler )
- Si Gila Kerja ( Workaholic)
- Si Sok Dewasa ( Pseudomatur )
A. Si Penuntut Kesempurnaan ( Perfectionismist )
Laura adalah ibu rumah tangga
yang sangat rajin dan pandai menata rumah, keadaan rumahnya sering membuat iri
ibu-ibu rumah tangga lain di sekitar tempat tinggalnya. Bapak-bapak yang
berkunjung sering pula melontarkan pujian, bahkan rumah Laura dijadikan standar
kerapihan rumah di lingkungan RW-nya.
Pokoknya semua orang yang pernah berkunjng ke rumah Laura pasti mengakui bahwa
Laura adalah ibu rumah tangga teladan dalam hal kerapian dan kebersiohan rumah.
Di rumahnya tidak ada barang yang
terletak tidak pada tempatnya. Jangan harap menemukan debu di rak buku atau di
mana saja. Pot kembang dan kembangnya tertata rapih, rumput di halamannya
terpotong rapih, semua serba rapih. Kalau ada perlombaan kerapihan dan
kebersihan rumah sampai tingkat kecamatan, Laura pasti akan tampil menjadi
juaranya.
Memang kalau melihat keadaan
rumah itu orang-orang pasti akan iri atau kagum, tetapi orang-orang tidak
mungkin atahu apa yang harus dibayar oleh Laura, suaminya dan anak-anaknya
untuk semua itu. Boleh dikatakan Laura menghabiskan seluruh hidupnya untuk mengurus
rumah. Mulai bangun pagi pukul lima pagi sampai waktu tidur pada jam sepuluh
malam, waktunya hanya aiisi untuk mengurus rumah, hanya diselang sedikit waktu
untuk berbelanja sayuran dari penjaja sayuran keliling. Makan pagi, mencuci
piring, mmembereskan tempat tidur, menyapu, mengepel, makan siang, mencuci
piring, mmembereskan tempat tidur dan tidur. Waktui yang digunakan oleh
masing-masing kegiatan ini sudah ditentukan dengan ketat. Misalnya mencuci
piring-piring bekas makan mereka diperlukan waktu setengah jam, dengan membilas
tidak kurang dari tiga kali. Simgkatnya segala sesuatu harus dilakukan menurut
aturan yang tetap, dan dengan sangat sempurna.
Hal ini sebenarnya sudah mulai
terbentuk sejak Laura masih kecil, Laura lahir dalam keluarga yang sederhana,
Ayahnya seorang pegawai nnegri yang biasa yang pekerjaannya biasa-biasa saja
dan gajinya pas-pasan. Ibunya ibu rumah tangga biasa yang tidak memiliki
keistimewaan. Keluarganya tidak terlalu ambisi untuk mencapai kesuksesan
ekonomi atau karier atau lebih tepat lagi keluarganya melihat tidak ada
kesempatan untuk mencapai karier yang diikuti kesuksesan ekonomi seperti
kebanyakan keluarga lain. Karena itu keluarga ini sudah melepaskan harapan
untuk mencapai kesuksesan dalam karier dan ekonomi. Hanya satu hal yang sangat
ditekankan dalam keluarga ini kerapian dan kebersihan, semua anggota keluarga
harus berpakaian rapih dan bersih walaupun sederhana. Ayahnya akan sangat marah
kalau ada perabotan yang tidak pada tempatnya atau kalau anak-anaknya berpakaian
kurang rapi.
Setelah bekerja Laura
mempertahankan tradisi keluarga ini, ketika itulah dia bertemu dengan Hartono
yang sekarang menjadi suaminya. Hartono adalah General Manager di tempat Laura
bekerja, jauh sekali tingkatnya, Hartono dari keluarga kaya dan maju, sungguh
perbedaan yang nyata sekali. Sebetulnya Laura sendiri merasa gamang ketika
Hartono mulai mendekatinya. Dia tidak terlalu cantik, tidak pula terlalu
pandai, bukan pula dari keluarga kaya, karena itu Laura agak ragu untuk
menanggapi perhatian Hartono. Walaupun dia sebenarnya tidak terlalu suka menata
rumah, dirumahnya ibunyalah yang melakukan semua pekerjaan rumahnya, dia mulsi
mencurahkan lebih banyak waktunya untuk mengurus rumah, hal itu ternyata
berhasil bahkan ketika mereka menikah, Hartono menyuruhnya berhenti bekerja dan
memusatkan perhatiannya pada megurus rumah.
B.
Si Tukang
Pamer Tubuh. ( Exhibisionist )
Nora adalah type wanita yang
sering anda jumpai di pusat-pusat perbelanjaan. Biasanya dia suka memakai
pakaian super ketat atau super minim. Tidak jarang anda melihatnya memakai rok
super mini yang memamerkan pahanya yang memang mulus. Tentu saja gaya
berpakaiannya mengundang pandangan orang-orang, khususnya kaum lelaki. Dan Nora
merasa sangat senang kalau orang-orang memandanginya, ada rasa bangga kalau
orang-orang khususnya kaum lelaki sampai berdesis dan menoleh beberapa kali
ketika berpapasan dengannya. Latar belakang apakah yang membuat Nora
melakukan adegan semua itu?
Nora dilahirkan dari seorang ibu
yang merasa kurang aman dengan keberadaannya. Pada masa mudanya ibunya adalah
seorang wanita yang cantik, tetapi kurang pandai bergaul dan kurang luas
wawasannya, dia merasa bahwa daya tariknya terletak pada kecantikan dan
fisiknya yang bagus. Ketika semakin menua secara alami daya tarik fisiknya
semakin berkurang sehingga rasa percaya dirinya makin menyusut. Sejalan dengan
bertambahnya umur ibu Nora merasa perhatian orang terhadapnya semakin
berkurang; beruntunglah dia dikaruniai seorang anak putri yang cantik, Nora.
Ibunya menggunakan kecantikan
Nora untuk menarik kembali perhatian orang-orang yang sudah semakin berkurang.
Dan satu-satunya cara yang diketahuinya adalah dengan mempercantik puterionya itu. Sejak kecil Nora
sudah dibiasakan didandani dengan cantik sekali. Kecantikan gadis kecil itu
sunguh-sungguh memikat orang-orang yang melihatnya. Hal ini membuat sang ibu
merasa sedikit lebih percaya diri karena merasa paling tidak dia dapat menarik
kembali perhatian orang-orang melalui anak perempuannya. Nora sendiri sangat
menikmati perhatian orang-orang itu, dia merasa bangga kalau orang-orang
memuji-muji kecantikannya.
Sayangnya Nora kecil hanya
dibiasakan dengan dandanan tetapi kurang dipersiapkan dengan hal-hal lain yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat. Akhirnya Nora bertumbuh mmenyerupai
ibunya, cantik dan kurang otaknya. Ironisnya kombinasi ini justru sangat
disukai oleh kaum lelaki akibatnya Nora merasa bahwa tidak menjadi masalah
kalau wawasannya sempit asalkan dia tetap cantik, karena itu Nora selalu
berusaha menonjolkan kecantikannya. Bahkan Nora melangkah lebih jauh lagi, dia
tidak puas hanya menunjukan bagian-bagian yang memang wajar dipertunjukan, dia
bahkan berusaha menunjukan bagian-bagian yang menurutnya lebih memikat. Dia
mulai memakai pakaian-pakaian super ketat dan super minim. Akibatnya
sungguh drastis dan di luar dugaan, dia
mebuat banyak lelaki terpesona. Sungguh nikmat rasanya melihat tikaman sorot
mata lelaki yang seprti mau menelanjangi dirinya.
C.
Si
Omong Besar ( Babler )
Mungkin anda pernah
bertemu dengan alberto. Mudah sekali mengenali pria ini, tiap kali
bercakap-cakap dengan temannya dia selalu memiliki topik-topik yang luar biasa. Dia tidak pernah menceritakan
hal-hal yang biasa-biasa selalu yang luar biasa. Dia tidak suka kalau orang
lain memiliki cerita yang lebih hebat dari ceritanya. Apapun yang anda
ceritakan dia siap menceritakan pengalamannya yang lebih hebat dari itu. Bila
anda bercerita bahwa anda pernah menginap di suatu hotel yang cukup mahal maka
dia akan langsung menyambung cerita anda dengan menceritakan pengalamannya
sendiri menginap di hotel yang lebih mahal lagi. Kalau anda pernah ke tempat
yang sangat seram, dia pernah ke tempat yang lebih seram dari yang pernah kita
kunjungi.
Kebiasaan
ini sudah dimulai dari masa kanak-kanak, sebagai ana kecil Alberto
memperhatikan bahwa teman-teman lebih
tertarik kepada cerita-cerita yang luar biasa, dia memperhatikan bahwa
teman-teman yang punya pengalaman-pengalaman yang luar biasa misalnya pergi ke
rumah hantu, atau naik jet-coaster, lebih mendapat perhatian dibandingkan
dengan teman-temannya yang ingin mendengarkan cerita-ceritanya. Ketika Alberto
bertumbuh, dia menyadari bahwa dia tidak banyak memiliki keistimewaan, secara
fisik dia biasa-biasa saja, kemampuan intelektualnya tidak menonjol.
Satu-satunya yang dapat menarik perhatian teman-temannya adalah kemampuannya
bercerita, karena itu dia terus mempertahankan kebiasaannya menceritakan
hal-hal yang luar biasa; bahkan dia mulai mencurahkan lebih banyak waktunya
untuk menceritakan cerita-cerita yang luar biasa. Semakin lama hal itu semakin
menjadi kebutuhan baginya bahkan ketika dia sudah menyelesaikan kuliahnya dan
bekerja sebagai pegawai yang biasa-biasa saja di perusahaan yang biasa-biasa
saja dia tetap menceritakan cerita-cerita yang luar biasa. Untuk mendukung
kebiasaanya itu Alberto sering melakukan perjalanan-perjalanan, gajinya yang
tidak terlalu banyak sebagian terpakai untuk biaya-biaya perjalanannya itu.
Alberto
sangat merasa puas karena perjalanan-perjalanan itu memberinya bahan cerita
yang tidak pernah ada habis-habisnya; sebenarnya itu hanya
perjalanan-perjalanan yang biasa tetapi dengan ketrampilannya bercerita Alberto
membuatnya menjadi petulangan-petualangan yang menakjubkan. Sayangnya
ketrampilannya bercerita tidak disertai kemampuan untuk menuangkan
cerita-cerita itu kedalam bentuk tulisan.
D.
Si Gila
Kerja ( Workaholic )
Mungkin Anton adalah seoang yang
paling rajin di Gereja kita. Dia sangat bergairah mengerjakan semua pekerjaan
yang dipercayakan kepadanya. Baik di kantor, di rumah, maupun di Gereja. Semua
pekrjaan yang diserahkan kepadanya dilakukannya dengan semangat dan
diselesaikan secepatnya. Karena itu dia hampir selalu duduk dalam
kepanitiaan-kepanitiaan baik di kantor maupun di gerejanya. Kerajinannya dan
kecakapannya juga membuat dia memiiki kedudukan yang lumayan di kantor,
orang-orang menyukai dia selama menyangkut soal pekerjaan; tetapi semua orang
sependapat bahwa tidak ada orang yang merasa dekat sekali dengan dia, ada jarak
yang tidak kelihatan tetapi dirasakan oleh semua orang termasuk oleh istri dan
anak-anaknya.
Anton dibesarkan oleh seorang
ayah yang tidak pandai mengungkapkan perasaannya dan tidak pandai menangani
masalah dalam hubungan dengan sesama, kalau ada masalah ayahnya tidak berani
mendiskusikannya dan mencari jalan keluarnya bersama-sama. Dia lebih suka
menghindar dan menyibukan dirinya dengan pekerjaannya. Akibatnya banyak
persoalan-persoalan di dalam kelarganya yang tidak terselesaikan, antara
anggota-anggota kelarga tidak ada hubungan yang sungguh-sungguh hangat dan
terbuka dan semua anggota keluarga tidak terlatih untuk menyelesaikan persoalan
atau perselisihan.
Anton kecil mengamati bahwa
selama ayahnya menyibukan diri dalam pekerjaan suasana rumah menjadi tidak
terlalu tegang, karena itu Anton memutuskan untuk mengikuti contoh ayahnya,
setiap kali ada masalah dalam keluarganya Anton akan membenamkan dirinya di
meja belajarnya, sehingga masalah itu tidak mengganggunya. Sesudah dia bekerja
Anton juga melihat bahwa dia dapat menghindari banyak masalah dan
ketegangan dengan cara menyibukan dirinya dengan
pekerjaan-pekerjaannya, pikiranya dibuat terlalu sibuk sehingga tidak ada lagi tempat untuk
memikirkan persaingan-persaingan dan intrik-intrik diantara teman-teman
sekerjanya. Hal ini sangat menyenangkan atasannya, sehingga Anton mendapat
promosi dan posisi yang cukup baik.
E.
Si Sok
Dewasa ( Pseudomatur )
Anda mungkin heran bahwa saya
masih menemukan kekurangan di dalam diri Tony. Anda merasa Tony adalah orang
yang paling sempurna dan paling matang di Gereja kita. Dia begitu tenang tidak
banyak bicara dan selalu bersedia untuk mendengarkan orang lain yang bercerita
kepadanya berjam-jam. Pada masa dimana jarang sekali ada orang mau mendengarkan
orang lain, Tony pastilah berkah Tuhan yang paling besar bagi Gereja kita;
mungkin begitu. Tetapi marilah kita melihat sejenak lebih dalam kepada motivasi
dan latar belakang sikap Tony ini.
Sejak kecil Tony termasuk seorang
yang jenius, dia mulai membaca pada umur tiga setengah tahun, karena itu orang
tuanya memasukannya ke sekolah pada umur empat tahun. Sampai selesai Sekolah
Dasar Tony tidak terlalu mengalami masalah walaupun tubuhya paling kecil
diantara seluruh teman-teman sekelasnya; ketika mulai masuk Sekolah Menengah
Pertama mulailah timbul masalah, tubuhnya tetap paling kecil diantara semua
temannya, sedangkan teman-teman SMP-nya kebanyakan adalah teman-teman baru yang
tidak mengenalnya sejak SD; tony sering dianggap aneh ada anak sekecil ini
nyelip diantara anak-anak SMP, akibatnya teman-temannya sering / selalu
memperlakukannya sebagai anak bawang. Apalagi kalau mereka sudah ngobrol
tentang wanita, ya maklum anak seumur teman-teman Tony itu memang baru mulai
tertarik dengan lawan jenis, sedangkan tentu saja Tony belum memasuki tahap
itu. Dia juga belum terbiasa dengan pembicaraan remaja yang seperti itu.
Akibatnya seringkali memberikan komentar yang salah dan sering ditertawakan
teman-temannya kalau mereka sedang bicara tentang teman-teman wanitanya.
Pada mulanya Tony masih terus
berusaha nimbrung dalam pembicaraan-pembicaraan remaja itu tetapi karena terus
menerus menjadi bahan tertawaan, akhirnya dia memilih lebih banyak diam. Kalau
teman-temannya mulai memasuki pembicaraan remaja Tony akan diam saja dan
menjadi pendengar, kelihatannya hal itu menolong dia untuk menghindarkan diri
dari kemungkinan ditetawakan. Setelah mempraktekan gerakan tutup mulut ini, dia
selamat dari ejekan teman-temannya.
Hal ini mendorong Tony untuk
meneruskan kebiasaan itu. Semakin lama dia semakin banyak diam dan berpikir
daripada ikut bicara. Ternyata sikap ini memberikan keuntungan bagi Tony, dia
dianggap lebih dewasa dari teman-teman sebayanya oleh karena kebiasannya
berdiam diri dan berpikir ketika teman-teman lain sedang ngobrol tentang
hal-hal yang remeh. Dia juga dapat melihat betapa remehnya hal-hal yang
dibicarakan oleh teman-temannya itu.
Karena itu dia tidak pernah lagi tertarik
untuk ikut nimbrung bicara, kalaupun dia ikut nimbrung komentarnya yang dewasa
jelas-jelas menunjukan betapa kekanak-kanakannya teman-temannya itu, dia merasa
puas kalau dapat menunjukan kepada teman-temannya betapa dangkal
pembicaran-pembicaraan mereka. Orang-orang yang belum terlalu mengenalnya
mungkin sangat menyukainya, karena dia lebih suka menedengarkan ketika orang
lain lebih suka didengarkan. Dia lebih suka mendengakan karena dia takut
kalau-kalau dia mengatakan sesuatu yang bodoh sehingga akan ditertawakan, dia
juga mendengar untuk mengumpulkan fakta tentang teman bicaranya, kalau dia
sudah mengetahui semua fakta tentang
teman bicaranya dia merasa lebih berkuasa dan aman.
ANALISA :
Kita telah melihat beberapa
karakter orang-orang di sekitar kita. Karakter-karekte itu terbentuk karena
kebiasaan-kebiasaan.
Kebiasaan-kebiasaan ini bukan
terbentuk begitu saja, melalui pertimbangan-pertimbangan tentang untung ruginya
bagi individu yang melakukannya. Dalam memutuskan tingkah laku-tingkah laku apa
yang akan diwujudkan individu-individu tersebut lebih dimotivasi oleh
ketakutan-ketakutan, yaitu ketakutan akan kehilangan kasih sayang orang lain,
ketakutan akan ditolak oleh orang-orang yang dikasihinya.
Ketakutan bukan merupakan
motivasi yang baik selama perbuatan kita dimotivasi oleh ketakutan. Kita tidak
dapat berinteraksi dengan tulus, akibatnya hubungan yang terjalin adalah
hubungan yang dangkal, dan semu untuk jangka pendek hubungan seperti itu mungkin tidak jadi masalah.
Tetapi dalam jangka panjang seperti dalam pernikahan, hubungan yang dangkal dan
semu pada akhirnya tidak akan dapat bertahan. Ada dua kemungkinan terhadap
hubungan seperti itu :
- Hubungan seperti itu pada akhirnya akan hancur.
- Setelah melalui pengalaman yang menyakitkan, orang-orang yang terlibat dalam hubungan itu akan menyadari bahwa mereka tidak dapat terus bertahan dalam hubungan yang dangkal dan semu, dan mereka masuk hubungan yang lebih dalam dan tulus.
MENGUBAH
PERILAKU YANG MENYIMPANG :
Kita sudah melihat bahwa perilaku
yang menyimpang terbentuk karena motivasi yang keliru. Perilaku yang menyimpang
bukan disebabkan pengaruh genetis ataupun biologis. Perilaku yang menyimpang
adalah sesuatu yang dapat diubah, walaupun semakin lama perilaku itu semakin sulit
pula untuk mengubahnya.
- Langkah pertama untuk mengubah perilaku yang menyimpang adalah: mengenali apa yang menjadi motivasi di belakang perilaku itu.
- Langkah kedua mengakui bahwa motivasi itu keliru dan meminta ampun atas hal itu. Kita perlu mengakui bahwa kitalah yang bertanggung jawab untuk setiap perbuatan kita yang tidak berkenan kepada Allah.
- Langkah ketiga mengenal motivasi yang benar dari Firman Allah, yaitu untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.
- Langkah keempat memohon pertolongan Roh kudus untuk mengalaskan setiap perbuatan dan tingkah laku diatas motivasi yang benar.
- Langkah kelima melatih menerapkan tingkah laku yang berdasarkan motivasi yang benar.
Langkah-langkah di atas lebih
mudah untuk dituliskan daripada untuk dilaksanakan, tetapi Allah sudah
menyediakan pertolongan untuk orang-orang yang sungguh-sungguh ingin mentaati
FirmanNya. Allah bekerja melalui FirmanNya yang tertulis, melalui karya Roh
kudus, maupun melalui sesama orang yang percaya.
Kelompok Pa atau kelompok sel
atau kelompok sharing atau apapun nama yang dipakai untuk menyebutkan kelompok
orang yang bersama-sama mempelajari Firman Allah yang merupakan sarana penting
yang sanggup menolong untuk mengubah tingkah laku yang menyimpang.
Friendship Book :
Cindaga, 24 Oktober 1997