Jumat, 09 Desember 2011

TETAPLAH BERBUAT BAIK


Mazmur 37:1-4
Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

Hidup di dalam kelompok orang-orang yang tidak mengandalkan Tuhan namun hidupnya jauh lebih baik dari kehidupan kita, yang hidupnya jauh lebih berhasil, jauh lebih mapan dan memiliki kekayaan yang jauh lebih besar dari kita, akan membuat kita menjadi kecil hati. Kita merasa bahwa kehidupan mereka jauh lebih diberkati daripada kehidupan kita dan hal itu kadang kala akan membawa kita untuk bertindak dan berlaku seperti yang mereka lakukan.

Mungkin kita ingin berbuat seperti yang mereka perbuat untuk mendapatkan kekayaan dengan cara menipu, melakukan kecurangan, manipulasi dan melakukan kejahatan lainnya. Kita ingin mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan karena tergiur dan iri hati untuk mendapatkan kekayaan dan karir secara cepat dengan cara yang tidak benar.

Ketahuilah bahwa hal itu tidaklah baik dan kita diingatkan untuk tidak menjadi iri hati terhadap orang lain yang menjadi kaya dan berhasil dengan cara-cara yang tidak benar. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang-orang yang mendapatkan kekayaan dan keberhasilan secara demikian akan segera binasa.

Mereka sebenarnya sudah berada di tempat yang gampang jatuh dan akan hancur binasa (Mazmur 73:18-19). Tetapi orang-orang yang tetap setia dan tetap di jalan Tuhan akan mendapatkan kebenaran dan Tuhan akan memberikan segala apa yang menjadi kebutuhan kita. Orang-orang yang tetap mempertahankan hati yang bersih di hadapan Tuhan dan tidak melakukan kejahatan, kecurangan, dan lain sebagainya, akan mendapatkan upah yang layak bagi dirinya dari Tuhan.

Di tengah kehidupan yang menuntut suatu perbuatan jahat untuk mendapatkan sesuatu, tetaplah berbuat baik sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan. Jangan mengikuti jalan orang fasik untuk mendapatkan kekayaan, keberhasilan, dan kemuliaan.
Terpujilah nama Tuhan.

Jumat, 02 Desember 2011

BIARLAH TUHAN MENILAI


Pembacaan Ayat : Efesus 2:10
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan itu.Tetapi, tetaplah berbuat baik selalu.
Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.

Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman-teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu. Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.

Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun. Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.
Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik. Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain.
Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.

Galatia 6:7-10
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

 



Minggu, 27 November 2011

MENGAMPUNI ORANG YANG MENYAKITI KITA

MATIUS 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
Topik yang akan kita bahas adalah berdamai dengan sesama yang telah menyakiti kita. Melupakan dan mengampuni kesalahan orang yang telah melukai hati kita membutuhkan proses dan waktu.

Meskipun tidak mudah, namun dalam Kristus kita dimampukan untuk melakukannya karena Kristus telah memberikan teladan mengenai pengampunan. Sebagai orang percaya kita akan terus-menerus diperbarui dalam hal kerelaan hati untuk mengampuni

Kasih Selalu Dimulai dengan Kerendahan Hati

"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Roma 3:23)

Mari kita terapkan ayat ini kepada diri sendiri sebelum kita mulai menunjuk jari kepada orang lain. Jika kita kehilangan pandangan tentang bagaimana pada saat-saat tertentu kita bersikap buruk, kita akan menjadi sombong dan merasa benar sendiri. Jika kita sadar akan kegagalan sendiri, maka mengasihi orang-orang yang bersikap buruk menjadi semakin mudah.

Suatu hari, seorang kenalan saya sedang mengadakan perjalanan sambil mengeluh kepada Tuhan tentang masalah-masalah yang ia hadapi. Ia merasa bahwa banyak orang mengkritiknya dengan tidak adil, bahkan mengarang dusta untuk mendukung alasan mereka.
Ia menjerit kepada Tuhan untuk mendapatkan simpati dan pengertian, dan ia sangat terkejut ketika Tuhan berkata kepadanya, "Bergembiralah bahwa mereka tidak mengenal engkau yang sebenarnya!"

Sering kali, kita hanya melihat apa yang baik dalam diri sendiri dan mengingat keberhasilan kita lebih daripada kegagalan kita. Jadi marilah kita perlakukan orang lain dengan cara yang sama -- "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 22:39)


Ampunilah Mereka yang Menyakiti dan Menjengkelkan
Mengampuni bukan suatu perasaan. Bukan pula berusaha melupakan hal-hal buruk yang diperbuat orang terhadap kita. Mengampuni ialah suatu tindakan hati dan kemauan. Mengampuni berarti memberi seseorang sesuatu yang tidak mereka terima yaitu maaf atau pengampunan. Mengampuni juga berarti mengakui bahwa kita diperlakukan salah, tetapi menjangkau melampaui hal itu dan memberi kemurahan.

Kadang-kadang, mengampuni merupakan suatu proses. 
Jika kita disakiti dengan amat dalam, maka membutuhkan waktu untuk menyembuhkan luka. Di sini, mengampuni bertindak sebagai pembersihan luka terus-menerus sehingga luka itu dapat sembuh dengan baik. Ketika kita memikirkan seseorang yang pernah menyakiti atau telah berbuat dosa terhadap kita, timbul sakit hati dan rasa jengkel, maka kita perlu meneguhkan kembali komitmen untuk mengampuni. Itu tidak berarti bahwa tindakan pengampunan yang pertama tidak berlaku lagi, tetapi sebuah proses yang mungkin dibutuhkan agar Anda benar-benar sembuh.

Suatu ketika saya sangat terluka oleh seorang kawan. 
Saya tidak dapat mengatasi perasaan marah dan kecewa saya setiap kali teringat akan dia. Seorang kawan lainnya menasihati saya, supaya mengatakan kepada Tuhan bahwa saya mengampuni kawan itu setiap kali saya memikirkannya dan memilih untuk melakukan ini dengan kasih-Mu, dan saya tidak akan menyerah sampai Engkau menaruh kasih-Mu itu di dalam hati saya bagi dia. Saya menerima kasih-Mu itu dengan iman.

Saya berdoa seperti itu berulang kali setiap hari selama beberapa bulan, tetapi sepertinya tidak ada yang berubah. Suatu hari ketika sedang berdoa, saya melihat kawan saya dengan "mata yang baru". Saya melihat luka-luka dan sakit hatinya; saya melihat bagaimana ia telah dilukai oleh ayahnya, dan bagaimana ia meneruskan sakit hatinya itu kepada saya. Tuhan menaruh belas kasihan di dalam hati saya baginya, yang saya kira tidak akan pernah terjadi. Tuhan melakukan lebih banyak daripada yang dapat saya minta atau pikirkan!

Mendekati Orang, Bukan Menjauhi Mereka
Ketika seseorang menjengkelkan kita atau kepribadian mereka menimbulkan kekesalan, kita cenderung untuk menghindari mereka. Ketika mereka masuk ke dalam suatu ruangan, kita tidak mau melihat ke arah mereka dan dengan sendirinya kita akan bergeser ke seberang ruangan.
Beberapa di antara kita akan berusaha tidak hadir dalam pertemuan atau acara di mana orang-orang tertentu akan hadir.

Salah satu kunci yang terbesar dalam mengasihi musuh-musuh kita ialah bergerak mendekati mereka, bukan menjauhi. Memang ini berlawanan dengan sifat manusia yang alami, tetapi tindakan tersebut efektif. Mungkin kita membutuhkan waktu untuk membereskan suatu hubungan yang sulit, atau menjadi tenang kembali setelah suatu perbantahan. Tetapi kita yang harus membuat komitmen terhadap orang itu dan menyelesaikan keadaan tersebut.

Saya dan istri saya kadang-kadang merasa jengkel terhadap satu sama lain, atau bahkan memunyai perbedaan pendapat tentang suatu pokok yang cukup penting. Ketika kami baru menikah, kami rasakan hal itu sebagai suatu pengalaman yang menegangkan.
Sekarang kami sudah terbiasa karena kami merasa lebih aman dalam hubungan kami. Kami telah sepakat bahwa apabila hal itu timbul, kami akan mengambil beberapa jam atau jika perlu beberapa hari untuk menenangkan diri dan mendapatkan suatu pandangan yang lebih jelas. Hanya pada saat itulah kami akan membicarakan pokok masalah tersebut. Kami akan terus membicarakannya sampai kami memperoleh pengertian bersama. Komitmen bersama untuk saling mendekat inilah, dan bukan sebaliknya yang membantu kami melewati saat-saat yang sulit.

Bagaimana dengan orang yang tidak mengerti prinsip ini dan tidak mau terbuka dan membicarakan masalahnya? Kita harus tetap melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk menjangkau orang itu, dan berusaha menciptakan suasana di mana mereka merasa dapat berkomunikasi dengan kita. Kebanyakan orang ingin berbicara, tetapi tidak tahu bagaimana memulainya. 
Bertemulah dengannya di tempat umum, misalnya sambil makan atau minum kopi, atau apa saja yang ia suka lakukan. Tunjukkan kepadanya bahwa Saudara terbuka, Saudara ingin meluruskan keadaan, dan Saudara mau didekati. Ketika ketegangan menjadi berkurang, Saudara dapat mulai membicarakan bidang yang sensitif dalam hubungan Saudara, mungkin dengan menanyakan apakah Saudara telah berbuat sesuatu yang menyakitinya, atau apakah ia mau membicarakan tentang ketegangan yang ada dalam hubungan Saudara dengannya.

BERDAMAI DENGAN SESAMA


Saat ini, kita akan belajar mengasihi orang yang berbeda pendapat dengan kita. Setiap orang bebas berpendapat. Akan tetapi, kita tidak bisa memungkiri bahwa kebebasan tersebut bisa saja menimbulkan perselisihan antarsesama

BEDA PENDAPAT, TIDAK MASALAH
Orang-orang Kristen bisa saja tidak sependapat. Kadang-kadang kita mengalami perbedaan pendapat dan berusaha memberikan alasan-alasan untuk membenarkan pendapat kita.
Padahal, beda pendapat, hikmat, dan prinsip-prinsip alkitabiah dapat merangsang adanya diskusi yang sehat dan mengarahkan dalam mengambil keputusan-keputusan yang tepat.
Kesulitannya adalah membuat diskusi tetap bersemangat tanpa bersifat merusak, sebab apabila kita menjadi marah atau frustrasi, maka kita berdekatan dengan dosa.
Percakapan-percakapan yang merusak meninggalkan kepahitan dalam suatu hubungan. Tetapi, jika kita memutuskan untuk saling menghindari, maka kita melanggar perintah-perintah Alkitab.

Setiap kita perlu melatih diri dengan keterampilan ketidak sepakatan yang sehat.
Keterampilan dalam ketidak sepakatan akan membantu kita hidup dalam keselarasan. Alkitab memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk tidak sepakat dan setiap pihak benar. Allah lebih peduli pada sikap kita masing-masing terhadap satu sama lain dibandingkan pendapat kita tentang sebuah masalah.

Menjadi benar dengan cara yang salah bisa saja terjadi.
Oleh sebab itu, dalam jangkauan-jangkauan di mana Alkitab memberikan kebebasan untuk tidak sependapat, kita memiliki tanggung jawab untuk tidak sependapat secara ikhlas.

Roma 15:1-13 memberikan dua cara untuk tidak sepakat dengan ikhlas.
  • Pertama, "Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya." (ayat 2)
  • Kedua, "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah." (ayat 7)

SALING MENYENANGKAN :
Dalam Roma 15:1-6, perintah pertama meletakkan tanggung jawab pada orang yang kuat. Orang yang kuat harus menyenangkan yang lemah (Roma 15:2).  Menyenangkan seseorang berarti berperilaku dalam cara-cara yang membangun pihak yang lemah secara rohani. 

Coba pikirkan suatu perilaku yang diperdebatkan tetapi Anda kuat dalam perilaku itu. Lalu tanyakan pada diri Anda, "Apakah aku mau melepaskan?"
Misalnya, ibu mertua Anda berpikir semua tarian adalah salah, sementara Anda ingin anak perempuan Anda ikut dalam kursus tari. Siapa yang menyerah? Jika ibu mertua Anda memiliki suatu sikap farisi, legalistik tentang semua jenis tarian, Anda boleh memilih untuk mengabaikan pendapatnya.

Yesus pun terkadang mengabaikan orang-orang Farisi. Salah satu contohnya ketika murid-murid Yesus memungut bulir-bulir gandum untuk dimakan ketika mereka melewati ladang-ladang gandum pada hari Sabat (Markus 2:23-28). Yesus mengetahui ajaran tradisional yang dianut oleh orang-orang Farisi, namun Ia tidak mengatakan sesuatu kepada para murid-Nya guna memperingatkan atau menghentikan mereka, sehingga tidak lagi menyinggung perasaan orang Farisi. Kadang, Yesus tetap melanjutkan tugasnya, meskipun bertentangan dengan tradisi dan pendapat legalistik orang Farisi.

Contoh lain bisa ditemukan di Markus 3:1-6, di mana Yesus memilih perselisihan-perselisihannya dengan hati-hati. Yesus memerintahkan agar kita "mencari kesenangan sesama kita" (Roma 15:2).  Sesama di sini berarti orang-orang Kristen di dekat Anda.
Dalam kasus perbedaan pendapat antara Anda dan ibu mertua Anda, semua bisa diselesaikan dengan damai. Jika ibu mertua Anda tinggal di kota lain, Anda bisa membiarkan anak-anak Anda mengikuti kursus menari, tetapi jika Anda sering menjalin kontak dengan ibu mertua Anda, jalan terbaik adalah tunduk kepada ibu mertua Anda. Dari hal ini kita melihat sering kali keputusan-keputusan kita tergantung pada situasi. Keputusan yang kita ambil dipengaruhi oleh orang yang ada di dekat kita.

Contoh lain, seorang suami mengizinkan dan menganggap wajar jika seorang wanita/istri menggunakan celana panjang ketika mengikuti kebaktian di gereja. Tetapi sang istri tidak sependapat. Siapa yang harus tunduk? Suami ataukah istri? Alkitab menyerahkan tanggung jawab pada suami untuk tunduk pada istrinya supaya dapat menyenangkan istrinya.  Sebaliknya, sang istri dibiarkan untuk tidak sepakat dengan suaminya, dan sang suami tidak kecewa jika istrinya memakai rok ke gereja.
Bagaimana jika situasinya berbeda? Bagaimana jika sang istri berpikir tidak ada salahnya memakai celana panjang ke gereja dan sang suami berpikir sebaiknya tidak demikian? Jika demikian sang istri perlu tunduk pada suaminya. Sang istri seharusnya memakai rok guna menyenangkan suaminya.

Seberapa jauh kita bertindak dalam hal ini? Seberapa banyak kebebasan yang sebaiknya kita tinggalkan demi seseorang yang lain dalam tubuh Kristus? Alkitab memusatkan perhatian pada Yesus Kristus, teladan kita, yang meninggalkan kebebasan-Nya demi kita (Roma 15:3a). Jika Kristus tidak menyenangkan diri-Nya sendiri, maka kita hendaknya mengikuti perintah-Nya. Teladan Kristus dinubuatkan oleh Alkitab dan Alkitab memberikan apa yang kita perlukan (Roma 15:4).


SALING MENERIMA :
Saling menerima merupakan kunci kedua yang Alkitab berikan agar kita mampu untuk tidak bersepakat secara ikhlas (Roma 15:7-13).
Penerimaan menuntut kasih. Saling menerima berarti kita memberikan kasih kita yang tulus dan murni. Ketidaksepakatan terkadang melukai perasaan orang lain. Apabila hal ini terjadi, meskipun kita terluka, kita harus menunjukkan kasih melalui tindakan-tindakan kita dan berani mengampuni orang yang berbeda pendapat dengan kita. Dalam kasus ini, Tuhan Yesus memberikan teladan kepada kita -- Ia menerima orang Yahudi (Roma 15:8) dan Kafir (Roma 15:9-12).

Saat ini banyak orang Kristen bersikap seperti orang kafir. Mereka merasa bebas untuk merokok, minum anggur, berdansa, atau memiliki sebuah gambar Yesus di dinding rumah mereka. Apakah Yesus akan menerima orang seperti ini? Ya, Allah menerima orang kafir ini (Roma 14:3b).
Orang "Yahudi" Kristen yang sangat hati-hati harus belajar menerima orang "kafir", begitu pula sebaliknya. Mengapa? Sebab "Kristus juga telah menerima kita" (Roma 15:7).

Alkitab tidak menginginkan hal-hal yang meragukan menjadi penghalang untuk kita mengampuni. Orang Kristen harus sepakat bahwa sesuatu diperbolehkan atau benar, tetapi ia diperintahkan supaya mempertahankan sikap bersatu dan menerima orang Kristen lain yang berbeda pendapat dengan dirinya.
Orang-orang Kristen bebas untuk bekerja pada hari Minggu dan harus mengasihi orang-orang percaya lain di sekitarnya. Tidak sepakat dengan ikhlas berarti meninggalkan kebebasan-kebebasan demi orang lain di antara jemaat. Mengapa? Yesus Kristus menerima mereka apa adanya. Ia tidak menyuruh mereka mengubah pendapat-pendapat mereka. Beban tanggung jawab ada pada yang kuat supaya berhenti melakukan hal-hal tersebut yang dirasa salah oleh orang Kristen yang lain.

Kadang, kita merasa sulit mendengar Alkitab berkata kepada kita supaya meninggalkan hal-hal yang kita nikmati demi orang lain.
Kita bertanya-tanya sampai berapa lama kita harus membatasi kebebasan-kebebasan kita dalam hubungan-hubungan tertentu. Akankah teman-teman yang lebih lemah menjadi kuat? Apakah kita mampu menikmati kebebasan-kebebasan kita? Kita memerlukan doa. Kita perlu tahu bahwa kita berbuat hal yang benar, dan Allah yang akan memberi kita sukacita dan damai sejahtera pada saat kita meninggalkan kebebasan-kebebasan kita. Kita akan berlimpah dalam pengharapan hanya oleh kuasa Roh di dalam diri kita, karena kita berkorban demi orang-orang yang Allah kasihi.
Orang-orang Kristen yang tidak sepakat sering bertengkar akibat masalah-masalah kecil. Perselisihan mereka mungkin menyebabkan mereka memaksakan ketegangan-ketegangan dalam hubungan mereka, sehingga akhirnya mereka merasa tidak nyaman bila saling bertemu.

Bagaimana mereka mengakhiri perselisihan?
Cara yang paling lazim adalah berpisah. Orang-orang Kristen yang merasa tidak puas kadang membentuk gereja sendiri di tempat lain. Tindakan menghindar menjadi suatu cara hidup lebih dari sekadar suatu gaya manajemen konflik berkala. Pada dasarnya, kecenderungan manusia adalah menghindar; sementara cara Tuhan adalah menerima. 

Apabila kita mengatasi ketidaksepakatan terhadap masalah-masalah dengan cara kita sendiri lebih daripada cara Allah, kita sesungguhnya gagal bersepakat secara ikhlas.


Selasa, 15 November 2011

10 Pribadi Yang Disukai :

Ketulusan 
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

Kerendahan Hati 
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

Kesetiaan 
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

Positive Thinking 
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

Keceriaan 
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

Bertanggung jawab 
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

Percaya Diri 
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

Kebesaran Jiwa 
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

Easy Going 
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

Empati 
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

PENGGUNAAN TEKNOLOGI DI GEREJA

EMPAT MITOS PENGGUNAAN TEKNOLOGI DI GEREJA

Gereja telah menggunakan teknologi di sepanjang sejarah: papirus, mesin cetak, piano, organ, pencahayaan, mikrofon, gitar, drum, dan proyektor video. Lalu, dengan kehadiran internet, kita memunyai teknologi-teknologi yang lebih baru seperti situs-situs, jejaring sosial melalui Facebook, dan pesan singkat (SMS) lewat ponsel atau telepon genggam.

Bagaimana kita menggunakan teknologi dengan baik? 
Kita akan mengawali dengan melenyapkan empat mitos umum tentang penggunaan teknologi di gereja.

1. "Jika Anda membuatnya, mereka akan datang."

Tidak seperti itu. Yang dimaksudkan di sini adalah membuat situs, blog, forum diskusi, siaran iPod, akun Twitter, atau halaman penggemar Facebook. Kehadiran Anda secara digital tidak akan secara otomatis dilihat oleh banyak orang hanya dengan eksistensi tersebut. Orang-orang memilih apa yang akan mereka perhatikan berdasarkan relevansi (terhadap situasi mereka), nilai (yang meningkatkan kehidupan mereka), dan kepercayaan (yang berasal dari reputasi atau nama baik penyedia konten atau teman-teman yang mengarahkan mereka kepada hal itu). Kehadiran Anda secara "daring" [dalam jaringan/online, Red.] akan membutuhkan promosi yang lebih sering menggunakan media tradisional sebagaimana juga metode "getok tular" (dari mulut ke mulut).

2. "Cara ini tidak membutuhkan biaya apa pun."

Memang benar, beberapa perangkat "daring" tidak membutuhkan biaya apa pun dalam penggunaannya, namun menggunakan teknologi dapat menghabiskan biaya yang lebih besar daripada uang. Ada biaya terus-menerus berupa tenaga untuk menghasilkan isi yang segar dan relevan. Ada juga waktu yang diperlukan dalam menjalin hubungan dengan komunitas "daring" Anda, melibatkan diri dalam percakapan-percakapan, dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan. Bahkan melalui perangkat "daring" dan aplikasi internet gratis ada biaya tersembunyi yang tidak sesuai dengan sasaran gereja Anda dan dapat membingungkan audiensi Anda.

3. "Hanya generasi yang lebih muda yang menggunakan jejaring sosial."

Sebuah penelitian memberitahukan bahwa 64 persen pengguna Twitter dan 61 persen pengguna Facebook berusia 35 tahun ke atas. "Pew Research Center" dari Internet & American Life Project menemukan bahwa 38 persen orang dewasa berusia 65 tahun ke atas melakukan aktivitas "daring". Untuk mempergunakan teknologi dengan lebih baik, Anda harus mau bertemu orang-orang yang telah terhubung secara "daring", dan Anda harus mau memberi pelatihan menggunakan perangkat "daring" yang tepat untuk melayani komunitas yang sudah ada.

4. "Teknologi dapat menggantikan hubungan dalam kehidupan nyata."

Teknologi tidak boleh menggantikan hubungan dalam kehidupan nyata. Anda dapat menggunakan teknologi dalam cara yang memperkaya hubungan dalam kehidupan nyata untuk tetap terhubung dalam pertemuan-pertemuan tatap muka di gereja. Perangkat "daring" melakukan dua hal: memperlihatkan dan memampukan. Teknologi dapat memperlihatkan kecenderungan seseorang, entah itu sebuah sikap pengasingan diri ataupun kecanduan. Teknologi juga dapat memampukan seseorang untuk berkomunikasi dengan lebih banyak orang melalui lebih banyak cara tanpa terkekang oleh ruang dan waktu.

Dengan melenyapkan mitos-mitos tersebut, kita dapat belajar untuk mempergunakan teknologi bersama-sama secara lebih baik, untuk berbagi cerita tentang apa yang sedang terjadi, apa yang belum terjadi, dan membicarakan apa yang sedang kita pikirkan, sehingga kita dapat membuat keputusan-keputusan di masa depan dengan pengetahuan tentang teknologi.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk mengawali mengintegrasikan teknologi sebagai bagian pelayanan gereja Anda. Akan tetapi, semakin lama Anda menunggu, semakin banyak kesempatan yang hilang dalam menjalin hubungan dengan orang-orang yang hidupnya tergantung akan teknologi

Minggu, 13 November 2011

Teguran dan Nasihat

Teguran dan nasihat itu sangat penting buat hidup kita bahkan Firman Tuhan juga mengatakan kita harus memperhatikan teguran dan nasihat. Teguran biasanya awalnya tidak enak didengar oleh telinga kita, tetapi jika memiliki kerendahan hati untuk menerimanya, maka kita akan menjadi lebih bijak di masa depan, bahkan justru nasihat dan teguran akan menyelamatkan hidup kita dari bahaya yang akan terjadi di masa depan.

Orang semakin bertambah umur cenderung akan semakin sulit untuk menerima nasihat/teguran lagi. Oleh karena itu, semenjak masih muda jangan sampai kita terbiasa mengesampingkan atau sulit menerima nasihat/teguran. Teguran dan nasihat bisa datang dari Firman Tuhan yang kita baca setiap hari, kejadian yang kita alami, sesama (orang tua, otoritas, teman), dan hati nurani kita.

Apa kata Firman Tuhan tentang teguran dan nasihat?

Amsal 10:17 Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

Amsal 12:1 Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.

Amsal 15:10 Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.

Amsal 19:20 Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.

Amsal 29:1 Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.

Teguran dan nasihat adalah salah satu tindakan kasih. Jika orang lain menegur atau menasihati kita, itu tandanya orang itu mengasihi kita, karena orang itu ingin kita lebih baik dan tidak salah bertindak. Terimalah teguran dan nasihat yang sesuai dengan Firman Tuhan, terimalah dengan kerendahan hati. Setiap teguran dan nasihat yang diberikan kepada kita adalah juga untuk kebaikan kita dan juga untuk menjaga hidup kita.

Jumat, 11 November 2011

Belajar Mencintai Dari Cicak


Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.
Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? 
Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun??? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akan.
Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu!
Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya....AHHHH!
Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.

Sungguh ini sebuah cinta...cinta yang indah. 
Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban.
Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

Saya tersentuh ketika mendengar cerita ini. 
Lalu saya mulai berpikir tentang hubungan yang terjalin antara keluarga, teman, kekasih, saudara lelaki, saudara perempuan..... Seiring dengan berkembangnya teknologi, akses kita untuk mendapatkan informasi berkembang sangat cepat. Tapi tak peduli sejauh apa jarak diantara kita, berusahalah semampumu untuk tetap dekat dengan orang-orang yang kita kasihi. 
JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI!!!

Kisah ini berasal dari Jepang.

Selasa, 08 November 2011

TUJUAN HIDUP


Bacaan Ayat : Filipi 1:21
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.


Apakah tujuan hidup kita di dunia ini?
Apakah hanya untuk memiliki keturunan yang diberkati oleh Tuhan dengan luar biasa? Apakah ingin memiliki harta yang melimpah? Ataukah kita memiliki tujuan hidup yang lain yang mungkin hanya sekedar ingin hidup lebih lama daripada orang-orang sekitar kita?

Komitmen Paulus.
Rasul Paulus memiliki suatu komitmen di dalam hidupnya yaitu bahwa hidup adalah Kristus.
Artinya Paulus memiliki suatu pandangan yang totalitas terhadap hidupnya yang ingin memuliakan Kristus. Paulus ingin hidupnya berpadanan seperti Kristus. Dia memiliki tujuan hidup yaitu memuliakan Kristus yang adalah Tuhan. karena tujuan hidupnya adalah memuliakan Kristus, maka Paulus memandang bahwa baik hidup maupun mati adalah sama. Dia tidak pernah takut untuk menghadapi kematian karena dia memiliki keyakinan bahwa hidup setelah kematian akan mendapatkan sebuah kehidupan yang kekal bersama dengan Kristus.
 
Bagaimana Dengan Kita?
Apakah kita juga sudah memiliki tujuan hidup yang memuliakan Kristus? Kalau tujuan hidup kita adalah untuk diri kita sendiri, kalau tujuan hidup kita adalah untuk mengumpulkan harta yang banyak yang tidak habis tujuh turunan, kalau tujuan hidup kita adalah berharap agar dapat melihat anak cucu sukses dengan umur yang panjang, maka kehidupan dan kematian bagi kita adalah 2 hal yang berbeda.

Kita akan sangat takut menghadapi yang namanya kematian. 
Tetapi apabila tujuan hidup kita adalah memuliakan Kristus, maka pandangan kita terhadap kematian bukanlah sebuah ketakutan. Kita akan dapat bersikap seperti Paulus yang memandang kematian sebagai sebuah keuntungan. Kenapa? Karena kita telah yakin bahwa kehidupan setelah kematian akan dihadapi dengan sukacita dimana kita telah mendapat hidup yang kekal bersama-sama dengan Yesus Kristus.

Oleh karena itu, mari kita memiliki tujuan hidup yang memuliakan Tuhan dan kejarlah kehidupan yang kekal sehingga kita tidak takut menghadapi kematian seperti Rasul Paulus..........

Minggu, 06 November 2011

TIDAK ADA UANG, JANGAN MENANGIS

Bila anda menaruh harapan anda kepada Tuhan, 
Anda seperti membangun rumah dengan fondasi yang kokoh bagaikan batu karang, tidak akan goyah oleh apapun. Namun bila anda menyandarkan harapan anda pada sesuatu di luar Tuhan, maka anda bagaikan membangun rumah di atas pasir yang mudah roboh.

Banyak orang sangat menyandarkan diri mereka pada uang.
Uang memang perlu tapi tidak bisa dipakai untuk menggantung harapan anda.
  1. Uang dapat membeli rumah, tetapi tak dapat membeli kedamaian keluarga.
  2. Uang dapat membeli tempat tidur, tetapi tidak bisa membeli kenyenyakan tidur.
  3. Uang dapat membeli jam, tapi tak dapat membeli tambahan umur anda.
  4. Uang dapat membeli buku, tetapi tak dapat membeli kepintaran dan hikmat.
  5. Uang dapat membeli makanan, tetapi tak dapat membeli selera makan anda.
  6. Uang dapat membeli posisi atau jabatan, tetapi tak dapat membeli rasa hormat sejati.
  7. Uang dapat membeli obat, tetapi tak dapat membeli kesehatan.
  8. Uang dapat membeli teman, tetapi tak dapat membeli persahabatan.
  9. Uang dapat membeli ansuransi jiwa, tetapi tak dapat menunda kematian.
  10. Uang dapat membeli hiburan, tetapi tak dapat membeli kebahagiaan.
  11. Uang dapat membeli atau memilih agama, tetapi tak dapat membeli Tuhan
  12. Uang dapat membeli kehidupan enak, tetapi tidak kehidupan kekal.
  13. Uang dapat membeli tiket kemanapun di dunia ini, tetapi tidak bisa membeli tiket ke Surga.

Karena itu, berhentilah menyandarkan hidup anda pada uang. 
Berhenti kuatir akan hari esok, akan apa yang akan anda makan dan pakai. Karena Tuhan akan mencukupi semuanya itu. Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dengan segala kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Tuhan memberkati kita.

Bacaan Ayat : Pilipi 4:19 
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

BERKORBAN ITU INDAH


Musim hujan sudah berlangsung dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan nampak menghijau. Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.

“Apa kabar daun hijau,”katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang. “Oo,kamu ulat. Badanmu kelihatan kurus dan kecil,mengapa?” tanya daun hijau. “Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat?” kata ulat kecil.
“Tentu…tentu…mendekatlah kemari.” Daun hijau berpikir,”jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau. Hanya saja aku akan kelihatan berlobang2.Tapi tak apalah. ”

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau.
Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana-sini namun ia bahagia bisa melakukan sesuatu bagi ulat kecil yang lapar. Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah,disapu orang dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? 
Tokh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai ” hati ” bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri.
Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah. Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun hijau yang berlobang namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memelihara kita. Bagi “daun hijau”, berkorban merupakan suatu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai “daun hijau”. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.

Demikianlah kehidupan kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik; kasih; pengorbanan; pengertian; kesetiaan; kesabaran dan kerendahan hati. Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukaciti tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban. Mendahulukan kepentingan sesama,melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbanan yang bisa kita lakukan.

Yang mana yang sering kita lakukan? 
Jadi ulat kecil yang menerima kabaikan orang atau manjadi “daun hijau” yang senang memberi?
Ingatkah kita pada perempuan miskin yang di tengah ketidakpunyaannya justru ia memberi semua yang dipunyainya? Ingatkah kita akan  ” lebih baik memberi daripada menerima ”
Sudahkah pernah anda rasakan kesenangan yang “daun hijau” rasakan pada saat ia memberi daunnya untuk si ulat kecil? Bisakah anda bedakan rasa yang akan anda rasakan bila: anda punya, maka anda memberi dan anda tidak punya, tetapi anda memberi ??? anda punya dan memberi……itu sudah biasa, sudah umumnya, sudah tidak heran…tapi anda tidak punya, justru anda memberi lebih….itu luar biasa,……………. itu sungguh aneh bagi orang, itulah KASIH…

Bacaan Ayat : Efesus 5:2
dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
TUHAN YESUS memberkati kita semua...

Sabtu, 05 November 2011

PRIBADI EGOIS

Bacaan Ayat : PILIPI 2:1-4; dan 2 TIMOTIUS 3:2
2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.


3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

Salah satu pribadi yang sukar untuk menyatu dengan lingkungan adalah pribadi yang egois. Berikut ini akan dipaparkan ciri pribadi seperti itu, dan langkah untuk mengubahnya.

Ciri-Ciri Pribadi yang Egois:
  1. Hanya dapat melihat dari sudut pandangnya sendiri, tidak dapat melihat dari sudut pandang orang lain. Apalagi merasakan apa yang orang lain rasakan. Jadi, tidak mudah untuk berdiskusi dengannya karena ia akan berusaha keras agar kita menuruti pendapatnya.
  2. Hanya memikirkan kepentingan pribadinya. Jadi, apa yang dikerjakannya selalu untuk kepentingannya pribadi, bukan murni untuk kepentingan orang lain. Ia tidak mengenal makna pengorbanan dan ketulusan; semua hal diperhitungkan berdasarkan untung ruginya.
Dampak Pribadi Egois :
  1. Lingkungan sulit menerimanya karena tidak ada usaha dari dirinya untuk menyesuaikan diri. Untuk menghindari konflik, pada umumnya lingkungan akan membatasi diri untuk berelasi dengan orang seperti ini sehingga ia terpaksa hidup dalam kesendirian. Malangnya, makin terkucil, ia makin menganggap bahwa lingkunganlah yang salah. Pada akhirnya, orang yang egois hidup dalam kesendirian.
  2. Lingkungan pun sulit untuk memercayainya sebab lingkungan menilai ia tidak tulus. Semua yang dikerjakannya cenderung dinilai memunyai maksud tersembunyi di belakangnya. Pada akhirnya, relasinya dengan sesama terhambat dan makin hari makin sedikit orang yang bersedia berelasi dengannya. Kalaupun berelasi, relasi yang terjalin merupakan relasi timbal balik, tanpa ketulusan dan pengorbanan.
Penyebab :
  1. Sebagian pribadi egois berasal dari latar belakang keluarga yang terlalu memanjakan sehingga apa pun yang diminta selalu diberikan.
  2. Sebagian pribadi egois berasal dari latar belakang hampa kasih sayang sehingga ia tidak pernah belajar mengasihi. Ia menjadi hemat mengasihi dan berkorban karena ia tidak pernah mengenal kasih sayang.
Langkah Menuju Perubahan :
  1. Pribadi yang egois mesti menerima fakta bahwa ia egois; jangan lagi berkilah dan menyalahkan orang. Ia mesti melihat hal ini sebagai dosa keangkuhan bukan hanya karakteristik kepribadian yang unik. Pertobatan berawal dari pengakuan. "Tinggi hati mendahului kehancuran tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan." (Amsal 18:12)
  2. Lihatlah apa yang dibutuhkan orang dan cobalah penuhi, tanpa pamrih. Pribadi egois tidak memunyai teman karena tidak memikirkan orang lain. "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17)
  3.  Hiduplah berdasarkan prinsip: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:38) dan "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." (Matius 7:12)
KUTIPAN : Efesus 2:10 
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

MENGAPA KITA HARUS MENGASIHI SESAMA?

Kata kasih sering sekali dipakai, saking seringnya didengar mungkin banyak orang yang tidak lagi melihat artinya yang sebenarnya. Apakah sebenarnya kasih itu?
Kasih dalam 1 Korintus 13 tidak menunjuk pada perasaan atau emosi. Kasih adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan sesuatu yang kita rasakan. Ayat-ayat di dalamnya berbicara tentang sikap (misalnya, sabar) dan perbuatan (misalnya, tidak sombong).

Kasih bisa dinyatakan dalam tiga cara yang berbeda :
  1. Pertama, kasih yang romantis yang dilukiskan dalam Kidung Agung. Dalam kasih semacam ini, seseorang biasanya menjadi lebih mesra dan ingin memiliki. Dalam bahasa Yunani, kata yang digunakan adalah eros. Kasih erotis ini bukan dosa. Allah mengizinkannya ada. Kasih ini merupakan salah satu pengalaman terindah dalam hidup manusia, jika kasih ini dinyatakan dengan kesetiaan dalam sebuah hubungan khusus. 
  2. Kedua, kasih timbal balik. Mungkin tidak merupakan hubungan timbal balik yang persis 50-50, tetapi masing-masing individu dalam hubungan ini memberi dan menerima balasannya. Contoh kasih ini bisa dilihat dalam hubungan persahabatan Daud dan Yonatan. Mereka berdua berhubungan sangat erat dan saling memerhatikan. 
  3. Ketiga, yang paling tinggi tingkatannya, yaitu kasih yang menyelamatkan. Dalam hubungan ini, kita tidak berpikir tentang timbal balik ataupun romantis. Kita semata-mata berpikir tentang kesejahteraan orang lain, dan kita berkorban untuk melakukan apa yang kita mampu untuk meningkatkan kehidupan orang itu. Contoh kasih ini bisa kita baca di dalam 1 Yohanes 3:16. Kasih yang menyelamatkan menjungkirbalikkan pandangan kasih romantis yang bersifat egosentris. 
Kebudayaan populer mengatakan bahwa yang penting hanyalah apa yang membuat kita enak. Tetapi, konsep kasih seperti itu berlawanan dengan pengajaran firman Tuhan. Dalam Matius 5:44-48, Yesus mengajarkan bahwa kita harus mengasihi musuh kita. Kemungkinan besar kita tidak merasa mengasihi musuh kita, tetapi kita tetap harus memerhatikan mereka dan berusaha meningkatkan kesejahteraan mereka. Kasih yang menyelamatkan berkaitan dengan kemauan, bukan perasaan. Kita bisa berkorban bagi seseorang sebab kita mau berbuat begitu, bukan karena kita ingin melakukannya. Namun demikian, tidak berarti bahwa kasih yang menyelamatkan sama sekali dilakukan tanpa perasaan. Maksudnya, bahwa kemauan kita yang berkuasa dan unsur perasaan hadir sebagai faktor pendukung.
Yesus memerintahkan agar kita mengasihi sesama manusia.

Sesama kita bukan hanya seseorang yang kita sukai, pacar, sahabat, dan keluarga. Sesama kita adalah semua orang yang ada di sekitar kita, baik yang kita kenal maupun tidak. Mungkin kita akan mengalami kesulitan untuk mengasihi orang yang tidak kita sukai, karena dia pernah merugikan kita, mencelakakan kita, atau mungkin juga menyakiti hati kita. Untuk mengasihi orang-orang seperti ini, kita harus mengatasi dendam yang kita anggap hal yang wajar. Mengasihi mereka dengan kasih yang menyelamatkan bukan berarti berpura-pura menyukai mereka, bukan juga dengan menyembunyikan perbuatan salah mereka. Caranya yaitu dengan mengampuni mereka dengan sungguh, berdoa bagi mereka, dan menolong mereka saat mereka memerlukan pertolongan. Dengan bersedia memerhatikan walaupun kita tidak merasakan kasih sayang, bukan berarti bahwa kita munafik. Meskipun kita tidak merasa mengasihi, kita bisa bersikap sopan, baik hati, suka menolong, dan sabar.
Hal ini menunjukkan bahwa karena kasih karunia Allah kita bersedia memperbaiki kesejahteraan orang lain. Kita tidak perlu berpura-pura bahwa yang mendorong kita bertindak adalah perasaan kasih kita. Kasih timbul dari ketaatan. Jika seseorang menilai kita munafik dengan mengatakan bahwa kita bisa mengasihi tanpa perasaan cinta atau perasaan positif, kita hendaknya dengan jujur mengakui bahwa kita tidak memiliki perasaan akrab dengan setiap orang yang kita kasihi. Kita juga bisa mengatakan bahwa sebagai orang Kristen kita memilih untuk memerhatikan dan kita rela untuk menolong.

Sebagai orang Kristen kita berusaha keras untuk tetap terlibat memerhatikan orang lain tanpa peduli bagaimana perasaan kita terhadap orang tersebut. Pada waktunya, perasaan sayang dapat timbul dengan sendirinya. Tetapi perintah untuk mengasihi tinggal tetap, baik ada perasaan atau tidak ada perasaan.

Diringkas dari:
Judul buku terjemahan: Pola Hidup Kristen
Judul asli artikel: Apa yang Dimaksud dengan Mengasihi?
Penulis: Vernon Grounds
Penerjemah: Tim Yayasan Gandum Mas
Penerbit: Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang; Yayasan Kalam Hidup, Bandung; Lembaga Literatur Baptis, Bandung; dan YAKIN, Surabaya 2002
Halaman: 329 -- 332

Jumat, 04 November 2011

HANYA ADA TIGA HARI

Yang pertama : Hari kemarin. (PAST)
Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan;
dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Yang kedua: Hari esok. (FUTURE)

Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...

Yang tersisa kini hanyalah : Hari ini. (PRESENT)

Pintu masa lalu telah tertutup;
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini
bila anda mampu memaafkan hari kemarin
dan melepaskan ketakutan akan esok hari.

Hiduplah hari ini. 
Karena, masa lalu dan masa depan
hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.
Menyia-nyiakan Waktumu adalah menyia-nyiakan hidupmu,
Tetapi menguasai waktumu adalah menguasai hidupmu.

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat,
meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain
bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri

Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu
atau masa depan membuatmu bingung,
lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan SEKARANG juga !

ANTARA BUNGKUS dan ISI

Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia dan menjemukan bila Anda hanya menguras pikiran untuk mengurus BUNGKUSAN-nya saja dan mengabaikan ISINYA.

Bedakanlah apa itu Bungkusan dan apa itu Isinya :
  1. Rumah yg indah hanya bungkusan; Keluarga Bahagia itu isinya.
  2. Pesta nikah hanya bungkusan; Cintakasih, Pengertian dan Tanggung jawab itu isinya.
  3. Ranjang mewah hanya bungkusan; Tidur nyenyak itu isinya.
  4. Makan enak hanya bungkusan; Gizi dan energi itu isinya.
  5. Kecantikan hanya bungkusan; Kepribadian itu isinya.
  6. Bicara itu hanya bungkusan; Kerja nyata itu isinya.
  7. Buku hanya bungkusan; Pengetahuan itu isinya.
  8. Jabatan hanya bungkusan; Pengabdian dan pelayanan itu isinya.
  9. Pergi ke Gereja itu bungkusan; Melakukan Firman Tuhan dalam hidup itu isinya.
  10. Khotbah yg bagus itu bungkusan; Kuasa Firman yg mengubahkan hidup itu isinya.
Utamakanlah isinya... namun Rawatlah bungkusnya...:

40 Fakta Tentang Cinta dari Alkitab

  1. Cinta adalah pencipta keindahan terhebat. (1Tim. 2:9-10)
  2. Cinta adalah suatu wujud keinginan; dalam niat dan tindakan. (1Yoh. 3:18)
  3. Cinta harus menjadi dasar dari segala sesuatu. (1Kor. 13:3)
  4. Rumus untuk mencapai hubungan yang sukses: Perlakukan semua bencana seperti masalah sepele, tetapi jangan pernah memperlakukan masalah sepele seperti sebuah bencana. (Flp. 4:5)
  5. Tidak ada yang dapat mengimbangi besarnya nilai kenangan bersama: kenangan melalui masa sulit bersama. (2Tim. 1:2-3)
  6. Kita dapat menjaga kehidupan cinta kita bila menjadikannya sebagai prioritas dalam kehidupan kita. (Kid. 4:16)
  7. Cinta selalu percaya akan adanya mukjizat. (Rm. 8:28)
  8. Cinta membuat segala sesuatu menjadi ringan. (Mat. 11:28)
  9. Ketika cinta harus menanggung sesuatu, ia tidak akan dianggap sebagai beban. (Mat. 11:30)
  10. Cinta memberikan segala-galanya dengan tidak mengharapkan balasan. (Yoh. 3:16)
  11. Cinta kekanak-kanakan berkata: "Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu." Cinta dewasa berkata: "Aku membutuhkanmu karena aku mecintaimu." (1Yoh. 3:16)
  12. Cinta memang benar seperti yang terdengar, terlihat, tertulis, dan dibicarakan banyak orang. Cinta patut diperjuangkan dengan mempertaruhkan semua yang ada untuk mendapatkannya. (1Yoh. 3:1)
  13. Cinta adalah suatu pencarian. (Gal. 5:14)
  14. Kebiasaan terlihat indah di dalam cinta. (2Kor. 8:12)
  15. Keuntungan cinta pada pandangan pertama adalah memperlambat pandangan yang kedua. (Rm. 5:8)
  16. Cinta adalah satu-satunya gairah yang memasukkan kebahagiaan orang lain dalam mimpinya. (Yoh. 14:1-3)
  17. Cinta adalah satu-satunya usaha yang sangat boros:meskipun cinta itu diberikan, dibuang, disebarkan, dikosongkan dari perbendaharaan anda, anda akan memiliki lebih banyak dari semula. (Luk. 6:38)
  18. Untuk mencintai seseorang, kita hanya dapat megharapkan kebaikan baginya. (1Kor. 10:24)
  19. Cinta mengubah semua hati yang keras menjadi lembut. (Rm. 8:6)
  20. Kebersamaan menguatkan cinta. (Fil. 1:7)
  21. Ketidakhadiran mempertajam cinta. (2Tim. 1:4)
  22. Cinta adalah apa yang telah kita alami bersama dengan seseorang. (Kis. 20:31-32)
  23. Hargailah kebajikannya. Jangan terlalu melihat kesalahan-kesalahannya. (Kid. 5:16)
  24. Bagaimana aku dapat mencintaimu? Izinkan aku melakukan banyak hal untuk menunjukkan cintaku. (Hos. 3:1)
  25. Pembicaraan intim dengan pasangan dapat meringankan beban perjalanan yang penuh dengan tantangan. (Kid. 4:1)
  26. Pertahankan hal-hal yang sudah disetujui bersama dan rundingkan hal-hal yang dapat dikompromikan. (Flp. 2:4)
  27. Cinta bukan hanya saling memandang satu sama lain, namun bersama-sama melihat pada satu tujuan. (Kis. 2:44-45)
  28. Cinta memenuhi dan menyelesaikan banyak hal ketika salah satu dari pasangan tidak berdaya dan tidak berpengharapan. (Pkh. 4:10)
  29. Tidak ada satu bagianpun yang ada padamu yang tidak aku ketahui, tidak kuingat, dan tidak kuinginkan.(Kid 5:2)
  30. Tiada hubungan yang tidak bermasalah. (Pkh. 7:29)
  31. Cinta berani mengambil risiko untuk melihat impian pasangan anda menjadi kenyataan. (1Ptr. 3:6)
  32. Kita dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi. (Ams. 20:22)
  33. Cinta memerintah tanpa pedang. Cinta mengikat tanpa tali. (2Kor. 3:17)
  34. Anda tidak bisa membuat saya berduka bila saya memiliki cinta. (Rm. 8:1-2)
  35. Tidak ada yang kalah atau menang dalam suatu konflik, tetapi itu akan menjadi terobosan baru menuju pengertian yang lebih baik satu sama lain. (Rm. 13:10)
  36. "Aku mencintaimu". Itu berarti: "kamu, kamu,kamu dan hanya kamu seorang." (1Ptr. 3:7)
  37. Pernikahan bagaikan proses pembedahan karena sifat ingin dipuji dari seorang wanita dan sifat mementingkan diri sendiri dari seorang pria diambil tanpa memakai obat bius. (1Kor. 13:5)
  38. Pernikahan adalah petualangan menuju keintiman, sedangkan keintiman adalah keterbukaan seseorang terhadap yang lain. (Rm. 12:9)
  39. Tujuan pernikahan bukan untuk mempunyai pikiran yang sama, tetapi bagaimana supaya berpikir secara bersama-sama. (Ef. 4:3)
  40. Pernikahan yang sukses membutuhkan jatuh cinta berulang kali kepada orang yang sama. (1Ptr. 1:22)

Ada dua jenis cinta. 

Cinta yang didasari oleh Firman Tuhan dan cinta yang didasari oleh hawa nafsu, pikiran sendiri.
Cinta yang benar adalah cinta yang selalu memberi kasih dan saling berbagi tanpa syarat. Ketika seseorang semakin dewasa dalam Tuhan, otomatis cinta yang dia berikan pada pasangannya, adalah cinta yang murni, karena dia memiliki pikiran Kristus; di mana, harus ada kebenaran dan kekudusan hidup! Jadi cintailah cinta dengan benar, jangan merusaknya dengan hawa nafsu. Amen.

Harga Sebuah Komitmen

Yosua Beribadah Kepada Tuhan


Bacaan Ayat : YOSUA 24:15
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Dunia menawarkan banyak hal untuk kita tidak beribadah kepada Tuhan. Akan tetapi hendaknya setiap keluarga Kristen yang percaya kepada-Nya hendaknya seperti Yosua yang tetap setia beribadah kepada Tuhan sekalipun bangsanya beribadah kepada allah lain.
Ini merupakan keputusan yang memuliakan Tuhan. Dan ini merupakan tanggung jawab dari para suami sebagai kepala keluarga, sehingga yang berperan bagi kerohanian keluarga adalah sang suami.

Sebagai suami, apakah peran kita sudah benar bagi keluarga kita?
Beberapa contoh suami di Alkitab yang kehidupannya tidak benar sehingga mengakibatkan kesengsaraan bagi keluarganya diantaranya:

  • Nabal, seorang yang bebal, (1 Samuel 25:24-25),
25:24 Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.
25:25 Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh.

  •  Ahab, yaitu seorang yang tunduk atau ikut kepada isterinya yang jahat, (1 Raja-raja 16:29-31).
16:29 Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Asa, raja Yehuda. Dan Ahab bin Omri memerintah dua puluh dua tahun lamanya atas Israel di Samaria.
16:30 Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya.
16:31 Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.

Ketika seorang suami, pemimipin keluarga salah dalam mengambil keputusan, maka berakibat buruk bagi keluarganya.

Mengapa Yosua berani mengambil keputusan untuk tetap beribadah kepada Tuhan?
Di hadapan bangsa Israel yang tegar tengkuk, yang banyak kali menduakan Allah dengan banyak berhala, Yosua bersama keluarganya mengambil keputusan untuk beribadah hanya kepada Tuhan, karena:

1.       Yosua mengutamakan apa yang harus diutamakan, yaitu Allah.
Yosua mengerti dengan sungguh siapa Allah, karena dia dididik sejak kecil tentang Allah, serta dia juga mengerti segala perbuatan ajaib yang Tuhan buat bagi bangsa Israel melaui Musa, sehingga dia berani mengambil keputusan untuk mengutamakan Allah dari pada yang lain.
Demikian juga dengan kita, apakah kita sudah mengutamakan Tuhan di atas segala-galannya? Atau kita lebih mengutamakan yang lain (perkara-perkara dunia), sedang Tuhan nomor yang ke sekian?
Dalam Yesaya 58:13-14 dikatakan bahwa jika kita mengutamakan Allah maka akan ada jaminan pemeliharaan, baik makanan, minuman dan lain sebagainya.
58:13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,
58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya.

Marilah kita semakin melekat kepada Tuhan karena Tuhan berasal dari Sorga, sehingga Dialah segala-galanya.

2.     Yosua memiliki tugas tanggung jawab atas rumah tangganya untuk membawa keluarganya berjalan di jalan Tuhan.
Yosua mengetahui janji berkat yang Tuhan berikan apabila umat Tuhan beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh , maka dia pun memiliki tugas tanggung jawab untuk membawa keluarganya kepada Tuhan.
Seperti contoh dalam Yohanes 4:46-54, dikisahkan seorang kepala keluarga yang tahu bahwa hanya Yesus yang sanggup menyembuhkan anaknya maka dia mengambil tindakan yang tepat untuk membawa anaknya kepada Yesus.
4:46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.
4:47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."
4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."
4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."
4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
4:54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Bagaimana dengan kita? Sebagai pemimpin rumah tangga kita memiliki tanggung jawab untuk membawa keluarga kita beribadah kepada Tuhan.

3.       Yosua Melibatkan Tuhan di dalam kehidupan keluarganya.
Keputusan Yosua dan keluarga untuk beribadah kepada Tuhan merupakan sebuah tindakan melibatkan Tuhan dalam kehidupan keluarganya.
Dalam kehidupan ini Tuhan ingin kita melibatkan Dia dalam segala sesuatu. Hal ini dapat terwujud apabila dimulai dari kepala keluarga yang hidup dekat dengan Tuhan (Yohanes 15:15) dan melalui ibadah.
Yohanes 15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Ibadah merupakan suatu komitmen yang total, dalam arti ada penyerahan hidup secara total di dalam Tuhan (Roma 12:1). Ibadah yang sungguh-sungguh adalah hadirnya Tuhan dalam kehidupan kita. Apakah kita melibatkan Tuhan dalam keluarga kita? Didalamnya dibutuhkan seorang pemimpin yang hidup dekat dengan Tuhan dan membawa keluarganya beribadah kepada Tuhan.

Akhirnya, marilah kita mengambil keputusan untuk beribadah kepada Tuhan, bukan kepada yang lain. Kita beribadah kepada Tuhan karena kita mengutamakan Tuhan; merupakan sebuah tanggung jawab; serta bukti bahwa kita melibatkan Tuhan dalam keluarga kita. Tuhan Yesus memberkati.