Itu membuat Saul marah dan
menaruh dendam, sampai berniat untuk membunuh Daud. Di pihak lain, Daud
punya sikap berbeda. Ia mempunyai hati yang tulus. Walaupun Daud
mempunyai kesempatan untuk membunuh Saul, namun Daud tidak melakukannya karena ia mencintai Saul, yang juga adalah orang yang diurapi Allah (1 Samuel 24:7).
Cinta dan ketulusan hati Daud sangat kentara ketika ia mendengar bahwa
Saul dan sahabat karibnya, Yonatan, gugur di medan perang. Ia sungguh
merasa sedih. Ratapan sedihnya diungkapkan dengan kata-kata yang sangat
menyentuh: "Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran!
Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu. Merasa susah aku karena engkau,
saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih
ajaib daripada cinta perempuan." (2 Samuel 1:25-26)
Tidak dapat
dimungkiri bahwa rasa iri, marah, dan dendam, kadang kala meliputi kita,
misalnya saat kita merasa diremehkan atau disaingi.
Daud
mengajarkan kepada kita untuk memiliki kualitas-kualitas hati seperti
ketulusan, kesejatian, cinta, dan bela rasa, yang perlu untuk membangun
relasi kita, baik dengan sesama maupun dengan Tuhan, walaupun ada saat
kita disakiti atau diperlakukan tidak baik.
Doa :
Tuhan Yesus Kristus, berilah aku hati yang tulus, penuh semangat persaudaraan, agar aku selalu berkenan kepada-Mu dan sesamaku.
Tuhan Yesus Kristus, berilah aku hati yang tulus, penuh semangat persaudaraan, agar aku selalu berkenan kepada-Mu dan sesamaku.
Pf. 14 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.