Jumat, 06 Februari 2015

Amarah Yang Membuat Susah


Pf. 28 Oktober 2013
Marah atau amarah, sebuah sifat yang kadang jauh dari kebaikan. 

Semua orang bisa marah tapi semua orang tidak mau dimarahi atau bahkan melihat orang marah-marah. Rasa marah harus benar-benar dijauhi, karena sesungguhnya amarah yang muncul dari dalam diri kita hanya akan menjadikan diri kita hina, karena apa ?, karena akan mengharuskan kita minta maaf atas sebuah amarah yang kita keluarkan.

Kemarahan hanya akan mengobarkan kembali rasa dendam yang sudah dipendam dan selanjutnya akan melahirkan dendam-dendam baru, dan ini akan menggiring kita pada kedengkian. Setiap karakter individu memiliki sifat kemarahan yang berbeda-beda, kemarahan orang bijak terletak pada perbuatannya sedangkan kemarahan orang jahil pada ucapannya. Orang bijak ketika marah maka nampak pada perilakunya, ia cenderung diam, karena ia tahu bahwa dalam kondisi emosi maka akan lebih baik untuk tidak mengambil keputusan apapun, termasuk ucapan. Beda halnya dengan orang jahil, begitu marah maka umpatan kata-kata kasar akan keluar dari mulutnya yang menandakan bagaimana cara ia dalam berpikir dan beretika.

Ada yang berpendapat bahwa amarah merupakan salah satu jenis kegilaan, karena ketika kita dikuasai oleh amarah kadang kita telah bisa diri. Diibaratkan sebuah penyakit, orang yang marah-marah mungkin bisa disebut penderita, dan ia akan merasakan penyesalan setelah marah-marah. Apabila seseorang tidak merasa menyesal setelah ia marah, maka itu berarti gilanya telah pemanen. Bahkan ada pula yang bilang, “orang yang tak dapat menahan diri dari marah, maka ia telah mempercepat kematiannya”.

Ibarat lain marah adalah api yang berkobar; orang yang berusaha menekan amarahnya berarti berusaha memadamkan api, dan orang yang mengumbarnya adalah orang yang terbakar didalamnya, dan itu berarti pula bisa membesarkan api-api (amarah) lain yang terpengaruh oleh api amarahnya. Kita harus benar-benar terus berjaga dari jilatan api amarah, senantiasa selalu kita persiapkan air kesabaran untuk melawan api amarah tersebut.

Orang yang tidak mampu menguasai amarahnya, maka hampir bisa dipastikan tak dapat menguasai pikirannya. Seseorang yang masih bisa mengendalikan dirinya meskipun masih dalam desakan amarah dan penuh kesabaran, insya Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan ketenangan dan keimanan.

Para pemikir dan orang-orang bijak berpendapat, bahwa orang yang gagah itu bukanlah orang yang gagah di dalam medan pertempuran, melainkan orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika ia marah. 

Semoga hati dan pikiran kita terus terjaga dari amarah…. Amiiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.