Jumat, 04 November 2011

Harga Sebuah Komitmen

Yosua Beribadah Kepada Tuhan


Bacaan Ayat : YOSUA 24:15
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

Dunia menawarkan banyak hal untuk kita tidak beribadah kepada Tuhan. Akan tetapi hendaknya setiap keluarga Kristen yang percaya kepada-Nya hendaknya seperti Yosua yang tetap setia beribadah kepada Tuhan sekalipun bangsanya beribadah kepada allah lain.
Ini merupakan keputusan yang memuliakan Tuhan. Dan ini merupakan tanggung jawab dari para suami sebagai kepala keluarga, sehingga yang berperan bagi kerohanian keluarga adalah sang suami.

Sebagai suami, apakah peran kita sudah benar bagi keluarga kita?
Beberapa contoh suami di Alkitab yang kehidupannya tidak benar sehingga mengakibatkan kesengsaraan bagi keluarganya diantaranya:

  • Nabal, seorang yang bebal, (1 Samuel 25:24-25),
25:24 Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.
25:25 Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh.

  •  Ahab, yaitu seorang yang tunduk atau ikut kepada isterinya yang jahat, (1 Raja-raja 16:29-31).
16:29 Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Asa, raja Yehuda. Dan Ahab bin Omri memerintah dua puluh dua tahun lamanya atas Israel di Samaria.
16:30 Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya.
16:31 Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.

Ketika seorang suami, pemimipin keluarga salah dalam mengambil keputusan, maka berakibat buruk bagi keluarganya.

Mengapa Yosua berani mengambil keputusan untuk tetap beribadah kepada Tuhan?
Di hadapan bangsa Israel yang tegar tengkuk, yang banyak kali menduakan Allah dengan banyak berhala, Yosua bersama keluarganya mengambil keputusan untuk beribadah hanya kepada Tuhan, karena:

1.       Yosua mengutamakan apa yang harus diutamakan, yaitu Allah.
Yosua mengerti dengan sungguh siapa Allah, karena dia dididik sejak kecil tentang Allah, serta dia juga mengerti segala perbuatan ajaib yang Tuhan buat bagi bangsa Israel melaui Musa, sehingga dia berani mengambil keputusan untuk mengutamakan Allah dari pada yang lain.
Demikian juga dengan kita, apakah kita sudah mengutamakan Tuhan di atas segala-galannya? Atau kita lebih mengutamakan yang lain (perkara-perkara dunia), sedang Tuhan nomor yang ke sekian?
Dalam Yesaya 58:13-14 dikatakan bahwa jika kita mengutamakan Allah maka akan ada jaminan pemeliharaan, baik makanan, minuman dan lain sebagainya.
58:13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,
58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya.

Marilah kita semakin melekat kepada Tuhan karena Tuhan berasal dari Sorga, sehingga Dialah segala-galanya.

2.     Yosua memiliki tugas tanggung jawab atas rumah tangganya untuk membawa keluarganya berjalan di jalan Tuhan.
Yosua mengetahui janji berkat yang Tuhan berikan apabila umat Tuhan beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh , maka dia pun memiliki tugas tanggung jawab untuk membawa keluarganya kepada Tuhan.
Seperti contoh dalam Yohanes 4:46-54, dikisahkan seorang kepala keluarga yang tahu bahwa hanya Yesus yang sanggup menyembuhkan anaknya maka dia mengambil tindakan yang tepat untuk membawa anaknya kepada Yesus.
4:46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.
4:47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."
4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."
4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."
4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
4:54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Bagaimana dengan kita? Sebagai pemimpin rumah tangga kita memiliki tanggung jawab untuk membawa keluarga kita beribadah kepada Tuhan.

3.       Yosua Melibatkan Tuhan di dalam kehidupan keluarganya.
Keputusan Yosua dan keluarga untuk beribadah kepada Tuhan merupakan sebuah tindakan melibatkan Tuhan dalam kehidupan keluarganya.
Dalam kehidupan ini Tuhan ingin kita melibatkan Dia dalam segala sesuatu. Hal ini dapat terwujud apabila dimulai dari kepala keluarga yang hidup dekat dengan Tuhan (Yohanes 15:15) dan melalui ibadah.
Yohanes 15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Ibadah merupakan suatu komitmen yang total, dalam arti ada penyerahan hidup secara total di dalam Tuhan (Roma 12:1). Ibadah yang sungguh-sungguh adalah hadirnya Tuhan dalam kehidupan kita. Apakah kita melibatkan Tuhan dalam keluarga kita? Didalamnya dibutuhkan seorang pemimpin yang hidup dekat dengan Tuhan dan membawa keluarganya beribadah kepada Tuhan.

Akhirnya, marilah kita mengambil keputusan untuk beribadah kepada Tuhan, bukan kepada yang lain. Kita beribadah kepada Tuhan karena kita mengutamakan Tuhan; merupakan sebuah tanggung jawab; serta bukti bahwa kita melibatkan Tuhan dalam keluarga kita. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.