Jumat, 20 Maret 2015

Mengenal dan Mengubah Perilaku

Kebaktian minggu sudah selesai, bapak pendeta berdiri di depan pintu keluar dan menyalami anggota jemaat yang berjalan keluar dari ruang kebaktian.

Wajah-wajah yang biasa sepertinya sudah dikenalnya dengan baik, dan sudah saling mengenal satu sama lain. Laki-laki, perempuan, tua, muda, dan wajah-wajah yang akrab dengan kesehariaannya. 

Dia tidak pernah menyangka bahwa dibalik wajah-wajah yang biasa itu mungkin tersembunyi sesuatu yang sebenarnya tidak biasa. Kita akan mencoba melihat beberapa saja dari sekian banyak orang yang mungkin bisa kita temuai di Gereja kita. 

Nama-nama ini jelas fiktif, tetapi karakternya mungkin anda kenal dengan sangat baik. Kita tidak bermaksud buruk mengungkap karakter-karakter itu disini, kita juga tidak bermaksud mengatakan bahwa tingkah laku-tingkah laku ini jahat atau baik, yang kita lakukan hanya sekedar mengenali motivasi-motivasi yang mendorong tingkah laku tersebut atau tingkah laku tertentu. Lagfi pula contoh-contoh proses terbentuknya tingkah laku yang dicantumkan disini tidak konprehensif, hanya merupakan salah satu contoh dari banyak proses. Mungkin kita bisa membaca atau berkaca dan melihat diri kita tercermin dalam karakter-karakter ini; untuk amannya anggap saja ini adalah karakter orang-orang yang ada di gereja saya.

Tokoh-tokoh ini dapat dinamai :
  • Si Penuntut Kesempurnaan ( Perfectionismist )
  • Si Tukang Pamer Tubuh ( Exhibisionist )
  • Si Omong Besar ( Babler )
  • Si Gila Kerja ( Workaholic)
  • Si Sok Dewasa ( Pseudomatur )

A.     Si Penuntut Kesempurnaan ( Perfectionismist )

Laura adalah ibu rumah tangga yang sangat rajin dan pandai menata rumah, keadaan rumahnya sering membuat iri ibu-ibu rumah tangga lain di sekitar tempat tinggalnya. Bapak-bapak yang berkunjung sering pula melontarkan pujian, bahkan rumah Laura dijadikan standar kerapihan  rumah di lingkungan RW-nya. Pokoknya semua orang yang pernah berkunjng ke rumah Laura pasti mengakui bahwa Laura adalah ibu rumah tangga teladan dalam hal kerapian dan kebersiohan rumah.

Di rumahnya tidak ada barang yang terletak tidak pada tempatnya. Jangan harap menemukan debu di rak buku atau di mana saja. Pot kembang dan kembangnya tertata rapih, rumput di halamannya terpotong rapih, semua serba rapih. Kalau ada perlombaan kerapihan dan kebersihan rumah sampai tingkat kecamatan, Laura pasti akan tampil menjadi juaranya.

Memang kalau melihat keadaan rumah itu orang-orang pasti akan iri atau kagum, tetapi orang-orang tidak mungkin atahu apa yang harus dibayar oleh Laura, suaminya dan anak-anaknya untuk semua itu. Boleh dikatakan Laura menghabiskan seluruh hidupnya untuk mengurus rumah. Mulai bangun pagi pukul lima pagi sampai waktu tidur pada jam sepuluh malam, waktunya hanya aiisi untuk mengurus rumah, hanya diselang sedikit waktu untuk berbelanja sayuran dari penjaja sayuran keliling. Makan pagi, mencuci piring, mmembereskan tempat tidur, menyapu, mengepel, makan siang, mencuci piring, mmembereskan tempat tidur dan tidur. Waktui yang digunakan oleh masing-masing kegiatan ini sudah ditentukan dengan ketat. Misalnya mencuci piring-piring bekas makan mereka diperlukan waktu setengah jam, dengan membilas tidak kurang dari tiga kali. Simgkatnya segala sesuatu harus dilakukan menurut aturan yang tetap, dan dengan sangat sempurna.

Hal ini sebenarnya sudah mulai terbentuk sejak Laura masih kecil, Laura lahir dalam keluarga yang sederhana, Ayahnya seorang pegawai nnegri yang biasa yang pekerjaannya biasa-biasa saja dan gajinya pas-pasan. Ibunya ibu rumah tangga biasa yang tidak memiliki keistimewaan. Keluarganya tidak terlalu ambisi untuk mencapai kesuksesan ekonomi atau karier atau lebih tepat lagi keluarganya melihat tidak ada kesempatan untuk mencapai karier yang diikuti kesuksesan ekonomi seperti kebanyakan keluarga lain. Karena itu keluarga ini sudah melepaskan harapan untuk mencapai kesuksesan dalam karier dan ekonomi. Hanya satu hal yang sangat ditekankan dalam keluarga ini kerapian dan kebersihan, semua anggota keluarga harus berpakaian rapih dan bersih walaupun sederhana. Ayahnya akan sangat marah kalau ada perabotan yang tidak pada tempatnya atau kalau anak-anaknya berpakaian kurang rapi.

Setelah bekerja Laura mempertahankan tradisi keluarga ini, ketika itulah dia bertemu dengan Hartono yang sekarang menjadi suaminya. Hartono adalah General Manager di tempat Laura bekerja, jauh sekali tingkatnya, Hartono dari keluarga kaya dan maju, sungguh perbedaan yang nyata sekali. Sebetulnya Laura sendiri merasa gamang ketika Hartono mulai mendekatinya. Dia tidak terlalu cantik, tidak pula terlalu pandai, bukan pula dari keluarga kaya, karena itu Laura agak ragu untuk menanggapi perhatian Hartono. Walaupun dia sebenarnya tidak terlalu suka menata rumah, dirumahnya ibunyalah yang melakukan semua pekerjaan rumahnya, dia mulsi mencurahkan lebih banyak waktunya untuk mengurus rumah, hal itu ternyata berhasil bahkan ketika mereka menikah, Hartono menyuruhnya berhenti bekerja dan memusatkan perhatiannya pada megurus rumah.

B.      Si Tukang Pamer Tubuh. ( Exhibisionist )

Nora adalah type wanita yang sering anda jumpai di pusat-pusat perbelanjaan. Biasanya dia suka memakai pakaian super ketat atau super minim. Tidak jarang anda melihatnya memakai rok super mini yang memamerkan pahanya yang memang mulus. Tentu saja gaya berpakaiannya mengundang pandangan orang-orang, khususnya kaum lelaki. Dan Nora merasa sangat senang kalau orang-orang memandanginya, ada rasa bangga kalau orang-orang khususnya kaum lelaki sampai berdesis dan menoleh beberapa kali ketika berpapasan dengannya. Latar belakang apakah yang membuat Nora melakukan  adegan semua itu?

Nora dilahirkan dari seorang ibu yang merasa kurang aman dengan keberadaannya. Pada masa mudanya ibunya adalah seorang wanita yang cantik, tetapi kurang pandai bergaul dan kurang luas wawasannya, dia merasa bahwa daya tariknya terletak pada kecantikan dan fisiknya yang bagus. Ketika semakin menua secara alami daya tarik fisiknya semakin berkurang sehingga rasa percaya dirinya makin menyusut. Sejalan dengan bertambahnya umur ibu Nora merasa perhatian orang terhadapnya semakin berkurang; beruntunglah dia dikaruniai seorang anak putri yang cantik, Nora.

Ibunya menggunakan kecantikan Nora untuk menarik kembali perhatian orang-orang yang sudah semakin berkurang. Dan satu-satunya cara yang diketahuinya adalah dengan  mempercantik puterionya itu. Sejak kecil Nora sudah dibiasakan didandani dengan cantik sekali. Kecantikan gadis kecil itu sunguh-sungguh memikat orang-orang yang melihatnya. Hal ini membuat sang ibu merasa sedikit lebih percaya diri karena merasa paling tidak dia dapat menarik kembali perhatian orang-orang melalui anak perempuannya. Nora sendiri sangat menikmati perhatian orang-orang itu, dia merasa bangga kalau orang-orang memuji-muji kecantikannya.

Sayangnya Nora kecil hanya dibiasakan dengan dandanan tetapi kurang dipersiapkan dengan hal-hal lain yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat. Akhirnya Nora bertumbuh mmenyerupai ibunya, cantik dan kurang otaknya. Ironisnya kombinasi ini justru sangat disukai oleh kaum lelaki akibatnya Nora merasa bahwa tidak menjadi masalah kalau wawasannya sempit asalkan dia tetap cantik, karena itu Nora selalu berusaha menonjolkan kecantikannya. Bahkan Nora melangkah lebih jauh lagi, dia tidak puas hanya menunjukan bagian-bagian yang memang wajar dipertunjukan, dia bahkan berusaha menunjukan bagian-bagian yang menurutnya lebih memikat. Dia mulai memakai pakaian-pakaian super ketat dan super minim. Akibatnya sungguh  drastis dan di luar dugaan, dia mebuat banyak lelaki terpesona. Sungguh nikmat rasanya melihat tikaman sorot mata lelaki yang seprti mau menelanjangi dirinya.

C.      Si Omong Besar ( Babler )

Mungkin anda pernah bertemu dengan alberto. Mudah sekali mengenali pria ini, tiap kali bercakap-cakap dengan temannya dia selalu memiliki topik-topik yang  luar biasa. Dia tidak pernah menceritakan hal-hal yang biasa-biasa selalu yang luar biasa. Dia tidak suka kalau orang lain memiliki cerita yang lebih hebat dari ceritanya. Apapun yang anda ceritakan dia siap menceritakan pengalamannya yang lebih hebat dari itu. Bila anda bercerita bahwa anda pernah menginap di suatu hotel yang cukup mahal maka dia akan langsung menyambung cerita anda dengan menceritakan pengalamannya sendiri menginap di hotel yang lebih mahal lagi. Kalau anda pernah ke tempat yang sangat seram, dia pernah ke tempat yang lebih seram dari yang pernah kita kunjungi.

Kebiasaan ini sudah dimulai dari masa kanak-kanak, sebagai ana kecil Alberto memperhatikan  bahwa teman-teman lebih tertarik kepada cerita-cerita yang luar biasa, dia memperhatikan bahwa teman-teman yang punya pengalaman-pengalaman yang luar biasa misalnya pergi ke rumah hantu, atau naik jet-coaster, lebih mendapat perhatian dibandingkan dengan teman-temannya yang ingin mendengarkan cerita-ceritanya. Ketika Alberto bertumbuh, dia menyadari bahwa dia tidak banyak memiliki keistimewaan, secara fisik dia biasa-biasa saja, kemampuan intelektualnya tidak menonjol. Satu-satunya yang dapat menarik perhatian teman-temannya adalah kemampuannya bercerita, karena itu dia terus mempertahankan kebiasaannya menceritakan hal-hal yang luar biasa; bahkan dia mulai mencurahkan lebih banyak waktunya untuk menceritakan cerita-cerita yang luar biasa. Semakin lama hal itu semakin menjadi kebutuhan baginya bahkan ketika dia sudah menyelesaikan kuliahnya dan bekerja sebagai pegawai yang biasa-biasa saja di perusahaan yang biasa-biasa saja dia tetap menceritakan cerita-cerita yang luar biasa. Untuk mendukung kebiasaanya itu Alberto sering melakukan perjalanan-perjalanan, gajinya yang tidak terlalu banyak sebagian terpakai untuk biaya-biaya perjalanannya itu.

Alberto sangat merasa puas karena perjalanan-perjalanan itu memberinya bahan cerita yang tidak pernah ada habis-habisnya; sebenarnya itu hanya perjalanan-perjalanan yang biasa tetapi dengan ketrampilannya bercerita Alberto membuatnya menjadi petulangan-petualangan yang menakjubkan. Sayangnya ketrampilannya bercerita tidak disertai kemampuan untuk menuangkan cerita-cerita itu kedalam bentuk tulisan.

D.     Si Gila Kerja ( Workaholic )
 
Mungkin Anton adalah seoang yang paling rajin di Gereja kita. Dia sangat bergairah mengerjakan semua pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Baik di kantor, di rumah, maupun di Gereja. Semua pekrjaan yang diserahkan kepadanya dilakukannya dengan semangat dan diselesaikan secepatnya. Karena itu dia hampir selalu duduk dalam kepanitiaan-kepanitiaan baik di kantor maupun di gerejanya. Kerajinannya dan kecakapannya juga membuat dia memiiki kedudukan yang lumayan di kantor, orang-orang menyukai dia selama menyangkut soal pekerjaan; tetapi semua orang sependapat bahwa tidak ada orang yang merasa dekat sekali dengan dia, ada jarak yang tidak kelihatan tetapi dirasakan oleh semua orang termasuk oleh istri dan anak-anaknya.

Anton dibesarkan oleh seorang ayah yang tidak pandai mengungkapkan perasaannya dan tidak pandai menangani masalah dalam hubungan dengan sesama, kalau ada masalah ayahnya tidak berani mendiskusikannya dan mencari jalan keluarnya bersama-sama. Dia lebih suka menghindar dan menyibukan dirinya dengan pekerjaannya. Akibatnya banyak persoalan-persoalan di dalam kelarganya yang tidak terselesaikan, antara anggota-anggota kelarga tidak ada hubungan yang sungguh-sungguh hangat dan terbuka dan semua anggota keluarga tidak terlatih untuk menyelesaikan persoalan atau perselisihan.

Anton kecil mengamati bahwa selama ayahnya menyibukan diri dalam pekerjaan suasana rumah menjadi tidak terlalu tegang, karena itu Anton memutuskan untuk mengikuti contoh ayahnya, setiap kali ada masalah dalam keluarganya Anton akan membenamkan dirinya di meja belajarnya, sehingga masalah itu tidak mengganggunya. Sesudah dia bekerja Anton juga melihat bahwa dia dapat menghindari banyak masalah dan ketegangan  dengan cara  menyibukan dirinya dengan pekerjaan-pekerjaannya, pikiranya dibuat terlalu sibuk  sehingga tidak ada lagi tempat untuk memikirkan persaingan-persaingan dan intrik-intrik diantara teman-teman sekerjanya. Hal ini sangat menyenangkan atasannya, sehingga Anton mendapat promosi dan posisi yang cukup baik.

E.      Si Sok Dewasa ( Pseudomatur )

Anda mungkin heran bahwa saya masih menemukan kekurangan di dalam diri Tony. Anda merasa Tony adalah orang yang paling sempurna dan paling matang di Gereja kita. Dia begitu tenang tidak banyak bicara dan selalu bersedia untuk mendengarkan orang lain yang bercerita kepadanya berjam-jam. Pada masa dimana jarang sekali ada orang mau mendengarkan orang lain, Tony pastilah berkah Tuhan yang paling besar bagi Gereja kita; mungkin begitu. Tetapi marilah kita melihat sejenak lebih dalam kepada motivasi dan latar belakang sikap Tony ini.

Sejak kecil Tony termasuk seorang yang jenius, dia mulai membaca pada umur tiga setengah tahun, karena itu orang tuanya memasukannya ke sekolah pada umur empat tahun. Sampai selesai Sekolah Dasar Tony tidak terlalu mengalami masalah walaupun tubuhya paling kecil diantara seluruh teman-teman sekelasnya; ketika mulai masuk Sekolah Menengah Pertama mulailah timbul masalah, tubuhnya tetap paling kecil diantara semua temannya, sedangkan teman-teman SMP-nya kebanyakan adalah teman-teman baru yang tidak mengenalnya sejak SD; tony sering dianggap aneh ada anak sekecil ini nyelip diantara anak-anak SMP, akibatnya teman-temannya sering / selalu memperlakukannya sebagai anak bawang. Apalagi kalau mereka sudah ngobrol tentang wanita, ya maklum anak seumur teman-teman Tony itu memang baru mulai tertarik dengan lawan jenis, sedangkan tentu saja Tony belum memasuki tahap itu. Dia juga belum terbiasa dengan pembicaraan remaja yang seperti itu. Akibatnya seringkali memberikan komentar yang salah dan sering ditertawakan teman-temannya kalau mereka sedang bicara tentang teman-teman wanitanya.

Pada mulanya Tony masih terus berusaha nimbrung dalam pembicaraan-pembicaraan remaja itu tetapi karena terus menerus menjadi bahan tertawaan, akhirnya dia memilih lebih banyak diam. Kalau teman-temannya mulai memasuki pembicaraan remaja Tony akan diam saja dan menjadi pendengar, kelihatannya hal itu menolong dia untuk menghindarkan diri dari kemungkinan ditetawakan. Setelah mempraktekan gerakan tutup mulut ini, dia selamat dari ejekan teman-temannya.

Hal ini mendorong Tony untuk meneruskan kebiasaan itu. Semakin lama dia semakin banyak diam dan berpikir daripada ikut bicara. Ternyata sikap ini memberikan keuntungan bagi Tony, dia dianggap lebih dewasa dari teman-teman sebayanya oleh karena kebiasannya berdiam diri dan berpikir ketika teman-teman lain sedang ngobrol tentang hal-hal yang remeh. Dia juga dapat melihat betapa remehnya hal-hal yang dibicarakan oleh teman-temannya itu. 

Karena itu dia tidak pernah lagi tertarik untuk ikut nimbrung bicara, kalaupun dia ikut nimbrung komentarnya yang dewasa jelas-jelas menunjukan betapa kekanak-kanakannya teman-temannya itu, dia merasa puas kalau dapat menunjukan kepada teman-temannya betapa dangkal pembicaran-pembicaraan mereka. Orang-orang yang belum terlalu mengenalnya mungkin sangat menyukainya, karena dia lebih suka menedengarkan ketika orang lain lebih suka didengarkan. Dia lebih suka mendengakan karena dia takut kalau-kalau dia mengatakan sesuatu yang bodoh sehingga akan ditertawakan, dia juga mendengar untuk mengumpulkan fakta tentang teman bicaranya, kalau dia sudah mengetahui semua fakta  tentang teman bicaranya dia merasa lebih berkuasa dan aman.

ANALISA :

Kita telah melihat beberapa karakter orang-orang di sekitar kita. Karakter-karekte itu terbentuk karena kebiasaan-kebiasaan.
Kebiasaan-kebiasaan ini bukan terbentuk begitu saja, melalui pertimbangan-pertimbangan tentang untung ruginya bagi individu yang melakukannya. Dalam memutuskan tingkah laku-tingkah laku apa yang akan diwujudkan individu-individu tersebut lebih dimotivasi oleh ketakutan-ketakutan, yaitu ketakutan akan kehilangan kasih sayang orang lain, ketakutan akan ditolak oleh orang-orang yang dikasihinya.

Ketakutan bukan merupakan motivasi yang baik selama perbuatan kita dimotivasi oleh ketakutan. Kita tidak dapat berinteraksi dengan tulus, akibatnya hubungan yang terjalin adalah hubungan yang dangkal, dan semu untuk jangka pendek  hubungan seperti itu mungkin tidak jadi masalah. Tetapi dalam jangka panjang seperti dalam pernikahan, hubungan yang dangkal dan semu pada akhirnya tidak akan dapat bertahan. Ada dua kemungkinan terhadap hubungan seperti itu :

  • Hubungan seperti itu pada akhirnya akan hancur.
  • Setelah melalui pengalaman yang menyakitkan, orang-orang yang terlibat dalam hubungan itu akan menyadari bahwa mereka tidak dapat terus bertahan dalam hubungan yang dangkal dan semu, dan mereka masuk hubungan yang lebih dalam dan tulus.

MENGUBAH PERILAKU YANG MENYIMPANG :

Kita sudah melihat bahwa perilaku yang menyimpang terbentuk karena motivasi yang keliru. Perilaku yang menyimpang bukan disebabkan pengaruh genetis ataupun biologis. Perilaku yang menyimpang adalah sesuatu yang dapat diubah, walaupun semakin lama perilaku itu semakin sulit pula untuk mengubahnya.
  • Langkah pertama untuk mengubah perilaku yang menyimpang adalah: mengenali apa yang menjadi motivasi di belakang perilaku itu.
  • Langkah kedua  mengakui bahwa motivasi itu keliru dan meminta ampun atas hal itu. Kita perlu mengakui bahwa kitalah yang bertanggung jawab untuk setiap perbuatan kita yang tidak berkenan kepada Allah.
  • Langkah ketiga  mengenal motivasi yang benar dari Firman Allah, yaitu untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.
  • Langkah keempat  memohon pertolongan Roh kudus untuk mengalaskan setiap perbuatan dan tingkah laku diatas motivasi yang benar.
  •  Langkah kelima  melatih menerapkan tingkah laku yang berdasarkan motivasi yang benar.
Langkah-langkah di atas lebih mudah untuk dituliskan daripada untuk dilaksanakan, tetapi Allah sudah menyediakan pertolongan untuk orang-orang yang sungguh-sungguh ingin mentaati FirmanNya. Allah bekerja melalui FirmanNya yang tertulis, melalui karya Roh kudus, maupun melalui sesama orang yang percaya. 

Kelompok Pa atau kelompok sel atau kelompok sharing atau apapun nama yang dipakai untuk menyebutkan kelompok orang yang bersama-sama mempelajari Firman Allah yang merupakan sarana penting yang sanggup menolong untuk mengubah tingkah laku yang menyimpang.

Friendship Book :
Cindaga, 24 Oktober 1997

Minggu, 08 Maret 2015

Hamba Uang atau Hamba Kebenaran?


2 Timotius 3:2
Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi Hamba Uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,


1.    Hamba Uang atau Hamba Tuhan

Surat Paulus yang kedua kepada Timotius dipercaya banyak ahli Alkitab sebagai surat terakhir sebelum akhirnya Paulus mati dibunuh di Roma. Paulus sendiri menulis di dalam surat ini bahwa kematiannya sudah dekat (2 Timotius 4:6)
Menyadari bahwa kematiannya sudah dekat, tentunya apa yang ditulis Paulus dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, anak rohaninya, merupakan pesan yang penting bagi Timotius, dan juga bagi kita yang membacanya di zaman ini.

Dalam surat 2 Timotius 3:1-5, Paulus menggambarkan kondisi manusia pada akhir zaman, di mana ciri utamanya adalah mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang, selain sifat-sifat lainnya seperti membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah (ay. 2-4).

2.    Apa Artinya Menjadi Hamba Uang? 

Menjadi hamba uang artinya adalah menganggap uang sebagai yang terutama dalam hidup ini, dan menjadikan uang sebagai segala-galanya. Menjadi hamba uang berarti menganggap bahwa segala sesuatunya dapat dibeli dengan uang, dan semua yang dilakukan haruslah diukur dengan uang.
Saya pernah membaca sebuah catatan yang kira-kira isinya seperti ini:
  • Uang memang bisa membeli buku, tetapi tidak bisa membeli hikmat.
  • Uang memang bisa membeli pengawal, tetapi tidak bisa membeli keamanan.
  • Uang memang bisa membeli salib, tetapi tidak bisa membeli keselamatan.
  • Uang memang bisa membeli cincin kawin, tetapi tidak bisa membeli cinta.
  • Uang dapat membeli kasur yang empuk, tetapi tidak bias membeli tidur yang nyenyak.
  • Banyak hal yang dapat dibeli dengan uang, tetapi uang tidak dapat membeli semua hal.
Pendapat saya tidak mengatakan bahwa uang tidak penting. Saya memerlukan uang, untuk itulah saya bekerja keras di ladang Tuhan, dan saya yakin anda pun bekerja demi mendapatkan uang.
Tapi yang Alkitab sorot adalah janganlah kita menjadi hamba uang. Jangan kita karena mengejar uang yang banyak kemudian bekerja mati-matian dan bahkan tidak memiliki waktu lagi untuk keluarga, apalagi untuk Tuhan karena terlalu sibuk bekerja mencari uang. Jangan juga kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, entah dengan mencuri, korupsi, dan lain sebagainya.

Alkitab bahkan mengatakan bahwa orang-orang seperti ini secara lahiriah tetap menjalankan ibadah mereka, namun hati mereka bukan lagi untuk Tuhan, tetapi sudah berfokus kepada uang, karena mereka sudah dikuasai oleh hawa nafsu.

2 Timotius 3: 4, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

3.    Bagaimana cara mengatasinya? 

Caranya sebetulnya mudah, jadilah hamba Tuhan dan bukan hamba uang. Jadikan Tuhan sebagai yang terutama dalam hidup kita, dan bukan uang yang terutama. Jika kita menjadikan Tuhan sebagai tuan kita, maka kita menjadi hamba Tuhan. Jika kita menjadikan uang sebagai tuan kita, maka kita manjadi hamba uang. Kita harus memilih salah satu, karena tidak ada orang yang dapat mengabdi ke dua tuan.

Matius 6:24,  Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Ingatlah bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang :

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (1 Timotius 6:10).

Saya berpendapat: bahwa sesungguhnya kita salah ketika kita mencari uang tapi tidak mencari Tuhan. Pastikanlah bahwa kita harus mencari Tuhan terlebih dahulu, maka selanjutnya uang akan datang dengan sendirinya kepada kita. Firman Tuhan berkata :

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33)

Jika kita mencari Tuhan terlebih dahulu dan menjadi hamba Tuhan, maka bukan kita yang mencari uang, tetapi uanglah yang akan mencari kita. Buat apa menjadi hamba uang, padahal Tuhan kita adalah Tuhan yang memiliki emas dan perak.

Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam. (Hagai 2:9)

Jadi ketika kita menjadi hamba Tuhan, yang adalah Tuhan atas emas dan perak, maka Tuhan akan memberkati kita dengan limpah, dan mencukupkan segala keperluan dan kebutuhan kita, menurut kekayaanNya dan kemuliaanNya.

Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. (Filipi 4:19).

IMPLIKASI :

Marilah kita menjadi hamba Tuhan, dan bukan menjadi hamba uang, maka berkat Tuhan akan melimpah dalam kehidupan kita.

Ibrani 13:5,  Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

2 Timotius 3:1-5
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Selasa, 03 Maret 2015

Berhala

1 Korintus 10:14
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!

Pendahuluan :
Pengertian dari “berhala” adalah patung dewa atau sesuatu yang didewakan yang disembah dan dipuja.  memberhalakan identik dengan memuja dan mendewakan, mengkultuskan, memuja-muja, mengagung-agungkan, atau mendewa-dewakan.
Banyak orang kristen saat ini mengira bahwa menyembah berhala identik dengan menyembah patung-patung, batu atau ukiran tangan manusia, sama seperti pada zaman bangsa Israel dahulu. Berhala-berhala seperti itu memang masih ada, tetapi saat ini terdapat banyak sekali bentuk-bentuk berhala modern yang sudah bersalin rupa atau berevolusi dari bentuk-bentuk yang lama, tetapi prinsip-prinsip berhalanya masih tetap sama.
Sebuah era modern yang dipenuhi dengan kecanggihan teknologi menghiasi  setiap sela –  sela kehidupan manusia sekarang. Hingga merubah sesuatu yang sederhana menjadi tampak lebih kompleks dan indah di mata manusia sekarang. Begitu pula lah yang terjadi dengan berhala – berhala yang ada pada zaman ini, mereka bermetamorfosis menjadi bentuk yang lebih elegan untuk menjadi sesuatu yang indah untuk disembah.

1.       Jauhilah Penyembahan Berhala!

“Jauhilah” artinya pergi menghindar supaya jauh; meninggalkan: atau menyingkir.
Mungkin ada yang berkata bahwa pada saat sekarang ini kita tidak lagi membangun mezbah penyembahan berhala, sudah menjauhi perdukunan, tidak lagi menyimpan jimat-jimat dan lain sebagainya, jadi tidak perlu dikuatirkan akan jauh dari Tuhan. Tetapi sebenarnya ada begitu banyak hal yang membuat kita masih dekat dengan berhala. Kalau hati kita masih condong dan cenderung lebih mengutamakan sesuatu hal atau sesuatu benda atau kedua-duanya, maka sebenarnya tanpa sadar kita sudah mendekat kepada berhala dan menjauh dari Tuhan. Kalau kita tidak memberi tempat kepada Tuhan sebagai nomor satu atau prioritas, maka sesungguhnya kita telah menduakan Dia.

Kata “menjauhi”mengandung arti bukan hanya menjaga jarak atau menyingkirkan, tetapi juga memusnahkan dan menghancurkan dengan tiada kompromi segala sesuatu yang berusaha menjauhkan kita dari Tuhan.
Berhala seringkali membuat kita menjauh bahkan menjadi seteru dari Tuhan. Seperti yang dilakukan oleh umat Tuhan yang ada di Korintus, mereka menduakan Tuhan dan tidak lagi berlaku setia kepadaNya dengan membangun mezbah-mezbah pengorbanan yang sesungguhnya bukan untuk Tuhan.

2.       Berhala Modern

Berhala bukan hanya sekedar merupakan patung, tetapi apapun yang kita sembah atau gunakan sebagai pengganti Tuhan, entah itu patung, atau hasil karya kita yang kita idolakan. Dalam zaman modern ini tanpa kita sadari, banyak hal telah menjadi idola atau berhala kita. Berhala modern kita adalah hal yang kita gunakan sebagai prioritas hidup kita, sebagai sandaran keselamatan, ketergantungan, dan kebanggaan hidup kita.
Beberapa katagori dari berhala-berhala modern yang dapat kita saksikan pada saat ini adalah :
  • a)  Kecintaan akan uang = Uang dianggap segala-galanya yang dapat memberikan kesejahteraan, ketentraman, kenikmatan atau kekuasaan. Kehausan akan uang membuat banyak orang bersedia mengorbankan apapun seperti mengorbankan keluarga atau Tuhan; ia juga bersedia melakukan segala cara untuk mendapat uang entah itu dengan kekerasan, penipuan, atau korupsi. _ Dalam 1 Timotius 6:10 dikatakan: ”Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.“ 
  • b)  Digital Multimedia Infotaiment = Jutaan orang di seluruh dunia menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk menonton televisi, bermain game, berinternet dan menggunakan Handphone. Televisi, saat ini sudah menjadi berhala atau idol yang memberitahukan kita berbagai informasi, apa yang harus kita dengar, apa yang kita makan dan minum, dan nilai-nilai apa yang harus kita ikuti dan yakini melalui berbagai siaran-siarannya. Televisi mengontrol kita melalui berita-berita yang sudah disaring berdasarkan versi mereka, melalui film-film dengan nilai-nilai yang sering berbeda dengan yang kita yakini, dan iklan-iklan yang menjejali kita dengan dorongan untuk konsumerisme. _ Televisi sudah hamper seperti nabi-nabi palsu modern, memiliki pengaruh yang sangat besar, karena bersifat mengontrol pikiran kita. Pikiran manusia merupakan pintu gerbang untuk mulai meragukan iman kita kepada Tuhan. Ketika Iblis menjebak manusia pertama di Taman Eden, ia mulai dengan menimbulkan keraguan dalam hati manusia dan pikiran adalah pintu masuk ke dalam hati manusia. Jadi kalau kita tidak mampu mengontrol apa yang masuk kedalam pikiran kita melalui apa yang kita lihat dan dengar melalui televisi, maka cepat atau lambat kita mulai mengadopsi keyakinan baru dan meragukan iman kristiani kita. _ Internet dan Handphone juga menjadi sumber pelarian banyak orang. Banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain internet, chatting, dengan berbagai media jejaring sosial seperti facebook, twitter, atau blackberry. Internet sering menjadi pelarian untuk pornografi, video game kekerasan, praktek-praktek pedukunan, hipnotis, atau ajaran-ajaran radikal yang menyesatkan. Akses terhadap internet saat ini menjadi makin mudah dengan berbagai peralatan mobile yang memungkinkan orang dari mana saja dan kapan saja mengakses internet. 
  • c)  Musik juga dapat menjadi berhala modern saat ini = Banyak musik membuat anak-anak muda menjadi lupa diri. Musik sebagai tempat pelarian bila merasa frustasi, patah hati, marah, dsb. Kita sering membuka diri kita, pikiran, hati dan jiwa kita kepada musik tanpa sadar bahwa musik tersebut dapat menyesatkan kita. Banyak sekali lirik musik dan irama musik yang bisa membutakan hati kita, atau mendorong kita untuk meyakini nilai-nilai yang tidak sesuai dengan iman kristiani kita. 
  • d)  Mengidolakan manusia  =   Sering tanpa kita sadar kita mengidolakan manusia melampaui Tuhan. Contoh-contoh yang sering kita saksikan adalah mengidolakan penyanyi, artis, pemimpin negara, pendeta, guru pujaan mereka. Begitu kuat idola itu bagi seseorang sehingga ada yang bersedia mengorbankan apa saja demi sang pujaannya. 
  • e)   Kekuasaan  =   Kekuasaan sering menjadi berhala yang menggiurkan melampaui kehausan akan uang. Orang bisa memiliki uang tetapi masih merasa haus akan kekuasaan karena kekuasaan memberikan perasaan berkuasa atas orang lain, atau atas sesuatu. Banyak orang bersedia mengorbankan apa saja demi meraih kekuasaan. Selain itu, setelah seseorang meraih kekuasaan, maka kekuasaan itu sendiri dapat merubah seseorang menjadi kejam seperti Iblis yang membinasakan jutaan orang serta menghujat Tuhan. 
  • f)  Pujian  = Pujian merupakan berhala bagi banyak orang. Kehauan akan pujian membuat banyak orang bersedia mengorbankan waktu, uang dan tenaga agar dihargai, dipuji, dianggap cantik, atau dianggap hebat. Iblis dulu seorang malaikat Tuhan dengan segala keelokan yang diberikan Tuhan, namun ia terjebak dalam keinginan untuk dipuji dan dihormati oleh sesama malaikat dan terbuang dari hadapan Tuhan. 
  • g)  Karier juga bisa menjadi berhala bagi kita kalau kita tidak hati-hati  = Karier bisa membuat orang mengabaikan rumah tangga atau meninggalkan Tuhan. Iming-iming akan jabatan sering membuat orang berkompromi dengan tekanan dari luar dan menurunkan standar moral, iman, atau bahkan menghujat Tuhan.

3.       Mendekatlah Kepada Tuhan

Firman Tuhan berkata kepada umatNya untuk mendekat kepada Tuhan agar Dia dekat kepada kita (Yakobus 4:8).
Dan juga firman Tuhan mengatakan: ”berserulah kepadaKu” agar Dia mendengarkan seruan kita (Yeremia 33:3).

Untuk mendekat kepada Tuhan kita harus berani berkata “Tidak” kepada berhala yang ada di sekeliling kita. Untuk dapat berseru kepada Tuhan, kita juga harus menjauhi segala hal yang membuat Dia menjadi nomor dua. Seruan kita sepertinya tidak didengar apabila kita menjauh dari Dia akibat adanya berhala (Yesaya 59:1).

Menjauhi berhala bahkan memusnahkannya tanpa kompromi akan lebih mendekatkan kita kepada Tuhan. Kalau Tuhan dekat dan ada bersama dengan kita, maka siapakah yang akan menjadi lawan kita? Tidak ada. Masalah-masalah yang ada tidak akan menjadi topik utama dalam kehidupan kita karena kita yakin bahwa Tuhan sanggup mengatasi masalah itu dan kita yakin bahwa Dia ada bersama dengan kita. Sakit-penyakit tidak akan menjadi keluh kesah bagi kita karena kita yakin Tuhan sanggup melakukan segala perkara. Oleh karena itu, mari kita jauhkan segala berhala yang ada yang bisa menjauhkan kita dari kasih karunia Tuhan agar kita bisa dekat denganNya. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua.

4.  Alkitab Perjanjian Baru juga mengingatkan orang percaya terhadap penyembahan berhala :

Penyembahan berhala dewasa ini dinyatakan dalam berbagai bentuk. Secara terang- terangan, penyembahan berhala muncul dalam bentuk agama-agama palsu di dunia, dan dalam bentuk sihir, satanisme dan bentuk-bentuk okultisme lainnya. Penyembahan berhala dapat dijumpai ketika manusia menyerahkan diri kepada keserakahan dan materialisme daripada bersandar kepada Allah saja. Akhirnya, penyembahan berhala terjadi di dalam gereja ketika orang mempercayai bahwa mereka dapat melayani Allah dan menikmati keselamatan dan berkat-Nya sambil tetap mengambil bagian dalam berbagai perbuatan dursila dan fasik di dunia ini.
 
Oleh karena itu, PB menasihatkan kita untuk tidak iri hati, serakah, atau cabul (Kolose 3:5[1]; bd. Matius 6:19-24[2]; Roma 7:7[3]; Ibrani 13:5-6[4]; tetapi sebaliknya menjauhkan diri dari semua bentuk penyembahan berhala (1Korintus 10:14[5]; 1Yohanes 5:21[6]). Allah mendukung semua peringatan ini dengan pernyataan bahwa mereka yang terlibat dalam bentuk penyembahan berhala apa pun tidak akan mewarisi kerajaan-Nya (1Korintus 6:9-10[7]; Galatia 5:19-21[8]; Wahyu 22:15[9]).

IMPLIKASI :
Dalam cerita Zadrach, Mesach dan Abednego, ketiga pejabat istana ini dipaksa harus menyembah patung Nebukadneser dengan iming-iming jabatan mereka atau mati. Mereka memilih tetap pada iman mereka kepda Tuhan meskipun harus mati dibakar dalam tanur api yang sudah dipanaskan tujuh kali lipat.

Apakah Tuhan cukup bagi anda? Kalau Tuhan yang dapat memberikan segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan kita itu cukup bagi kita, maka mengapa kita harus mencari sumber kecukupan dari tempat lain?

Tuhan adalah pemberi segala sesuatu. Ia adalah jaminan keselamatan dan kebutuhan hidup kita. Karena itu bila memiliki Tuhan saja itu sudah cukup bagi kita. Bila kita mencari pemenuhan kebutuhan kita melalui berbagai idol atau berhala, maka kita tidak akan pernah mendapat kepuasan, yang terjadi adalah kita menuju kepada kebinasaan.

Milikilah Tuhan, dan itu sudah cukup bagi kita. Ia akan memuasakan kita dengan segala kebutuhan kita. Ia bahkan membuat cawan kita penuh melimpah. Tuhan memberkati kita.

Dalam Keluaran 20:3-5 dikatakan :
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,



[1] Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,

[2] "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

[3] Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"

[4] Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

[5] Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!

[6] Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.

[7] Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,
pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

[8] Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

[9] Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.